Selasa, 09 Oktober 2012

PSK Padang Wajib ikut rehabilitasi

psk padang Setiap warga di Kota Padang yang terbukti melakukan perzinaan atau pelacuran wajib menjalani proses rehabilitasi selama kurun waktu tertentu.
"Untuk merealisasikan proses ini Pemerintah Daerah Padang berkewajiban untuk menyediakan fasilitas untuk program rehabilitasi," kata Ketua Badan Legislasi DPRD Padang Jhon Roza Syaukani.
Soal rehabilitasi itu mengemuka dalam pembahasan Ranperda Pemberantasan Perzinaan dan Pelacuran, di Padang, hari ini, Selasa (9/10).
Rehabilitasi itu dilaksanakan setelah pelaku menjalahi proses hukum berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku selesai dilaksanakan.
Terkait proses hukum bagi pelaku perzinaan dan pelacuran yang diatur dalan Ranperda Pemberantasan Perzinaan dan Pelacuran, bagi setiap orang yang melakukan perzinaan diancam hukuman kurungan singkat dua bulan dan paling lama lima bulan atau denda serendah-rendahnya Rp15 juta dan setinggi-tingginya Rp40 juta.
Ancaman hukuman tersebut diatur di Pasal 17 pada Bab VI tentang sanksi dalam Ranperda tersebut.
Perbuatan perzinaan yang dimaksud dalam ancaman hukuman ini adalah hubungan seksual diluar pernikahan, tambahnya.
Kemudian, bagi setiap orang yang melakukan perbuatan pelacuran diancam hukuman kurungan singkat tiga bulan dan paling lama enam bulan atau denda serendah-rendahnya Rp30 juta dan setinggi-tingginya Rp50 juta.
Perbuatan pelacuran yang diatur dalam Ranperda ini adalah tindakan perzinaan yang disertai imbalan jasa. Ancaman hukuman tersebut diatur Pasal 18, BAB VI tentang sanksi, tambahnya.
Tujuan diajukannya Ranperda ini oleh DPRD, yakni untuk mencegah dan memberantas praktek perzinaan dan pelacuran di Kota Padang dan mewujudkan kehidupan masyarakat yang agamais serta Pancasilais.
Lalu, melindungi masyarakat dari akibat perzinaan dan pelacuran, menjaga kesakralan lembaga pernikahan dan meningkatkan partisipasi serta sinergi komponen masyarakat dalam memberantasan perzinaan dan pelacuran.

Penulis: Antara

Selasa, 18 September 2012

Anak SMP Jadi PSK, Hmmm

psk anak PONTIANAK - Yayasan Nanda Dian Nusantara meminta polisi mengusut tuntas kasus pelacuran dua anak sekolah menengah pertama di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Minggu sore kemarin, atas laporan warga, polisi menggerebek sebuah hotel tempat kedua anak SMP itu melayani tamunya.

Direktur YNDN Devi Tiomana, Senin (17/9/2012), mengatakan, adanya dua anak perempuan yang masih bersekolah di tingkat SMP menjadi pekerja seks komersial itu sangat memprihatinkan.

"Kasus penjualan orang terus berulang di Kota Pontianak. Ini harus menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk menyelamatkan masa depan anak-anak," ujar Devi.

Kedua anak SMP berinisial FN dan YN sempat ditampung di shelter YNDN sebelum kemudian diminta keterangannya oleh penyidik Kepolisian Resor Kota Pontianak. Mereka diamankan oleh Polsek Pontianak Kota Minggu kemarin. Bersama mereka, diamankan juga BM (54) yang sedang kencan dengan FN.

Kamis, 13 September 2012

Pemprov Kalimantan Selatan waspadai merebaknya PSK

psk banjar KBRN, Banjarmasin : Pemerintah Provinsi Kalimantan selatan diminta mewaspadai dan mengantisipasi kemungkinan merebaknya Pekerja Seks Komersial (PSK) di daerah ini. 

Permintaan dari Wakil Ketua Komisi IV Bidang Kesra DPRD Kalsel Budiman  Mustafa itu sehubungan dengan keinginan   Pemerintah Provinsi Jawa Timur Bebas PSK tahun 2014 mendatang.

“Kalau  betul  Pemprov Jawa Timur memberlakukan Bebas PSK pada 2014, maka di khawatirkan hal itu berdampak terhadap provinsi-provinsi lain, termasuk Kalimantan Selatan bisa menjadi tempat pelarian PSK tersebut. Oleh sebab itu, Pemerintah  Provinsi, dan kabupaten/kota harus mewaspadai dan mengantisipasinya secara dini terhadap dampak Jatim Bebas PSK  2014 itu," tegas Budiman Mustafa di Basnjarmasin, Kamis (13/9).

Budiman Mustafa, politisi asal PKS itu mengatakan, merupakan hal yang naif kalau sampai Kalimantan Selatan menjadi   tempat pembuangan limbah penyakit masyarakat atau Pekat seperti  PSK. Pasalnya, penduduk Kalimantan Selatan     sebagian besar muslim juga tergolong  agamis. Karenanya, menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama agar   daerah ini bebas dari Pekat, terutama PSK. (Masdar/HF)

Selasa, 11 September 2012

Germo Pengendali 2600 PSK Dicocok di Bali

VIVAnews - Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, menangkap Yunita alias Keyko 34 tahun, seorang mucikari handal penjual wanita penghibur yang memiliki jaringan ke berbagai wilayah di Indonesia. Wanita itu mengaku memiliki stok wanita pemuas yang jumlahnya sampai 2.600 orang.
Yunita yang kos di Jalan Dharma Husada, Surabaya dibekuk di rumahnya di Pulau Bali. "Dia kami kejar selama empat hari dan tertangkap di Bali," kata Kepala Unit Kejahatan Umum Polrestabes Surabaya, Inspektur Satu Iwan Hari, Senin 10 September 2012.
Penangkapan Yunita diawali ocehan anak buahnya yang lebih dulu dibekuk polisi di Surabaya. "Dari keterangan anak buahnya itu, kami mengejar tersangka," kata Iwan. Polisi menyebut, sebenarnya ada beberapa tersangka lain yang diburu, dan Yunita sebagai bos besarnya.
Saat menangkap wanita dua anak itu, polisi juga menyita uang tunai Rp1.950.000, tabungan BCA, ATM BCA, empat buah catatan anak buah, tiga lembar slip pengiriman uang, 13 lembar slip BCA, empat unit Blackberry, satu unit HP Nokia, 16 out captured BBM, dan sebanyak 1.600 lembar foto wanita seksi dagangannya.
Dalam pemeriksaan, Yunita mengaku bisnis jual cewek dilakoni sejak delapan bulan silam. Sedikitnya, ada 20 wanita cantik 'siap jual' berada di Surabaya. "Di Surabaya ada 20 wanita, daerah lainnya banyak," kata dia. Untuk sekali main, tarifnya antara Rp 1 hingga Rp1,5 juta.
Ia mengaku, pemasaran cewek penghibur itu dilakukan dengan cara menawarkan melalui foto lebih dulu. Kliennya termasuk pejabat dan pengusaha kaya yang membutuhkan.
Akibat sepak terjangnya, Yunita dijerat melanggar pasal 506 jo 296 KUHP, pasal 2 dan 8 UU RI No 21 tahun 2007, tentang tindak pidana perdagangan manusia alias trafficking. "Ancaman hukamannya di atas 10 tahun penjara," kata Iwan.

Senin, 10 September 2012

Disidang Gara-gara Ngajari Kakatua ngomong Pelacur

psk nari WARWICK - Pengadilan Warwick, Rhode Island Amerika Serikat tengah menyidangkan perkara unik yang mungkin belum pernah terjadi di pengadilan manapun.Seorang wanita dijadikan terdakwa atas laporan tetangganya sendiri karena dituduh telah mengganggu ketertiban umum. Pelakunya sebenarnya bukan Lynne Taylor, nama sang terdakwa. Tapi peliharaannya seekor kakatua bernama Willy. Lalu apa dosa Willy hingga Lynne yang harus menanggung susah? Menghina! Ya, meski burung, Willy ternyata pandai menghina terutama pada sang tetangga, Kathleen Melker. Tiap kali keluar rumah dan terlihat oleh Willy, istri Craig Fontaine ini langsung dicemooh whore alias pelacur. Kathleen pelacur, Kathleen pelacur mungkin begitu ocehan Willy. Metro yang mengutip Province Journal menyebut hinaan Willy berlangsung cukup lama sampai 15 menit, dan berlangsung selama satu tahun. Usut punya usut ternyata ini dipicu sakit hati si empunya burung. Sebelum menjadi istri Kathleen, Craig adalah suami Lynne. Entah bagaimana Craig menceraikan Lynne kemudian menikahi Kathleen yang merupakan tetangga samping rumah bekas istrinya itu. Tentu saja Kathleen sewot. Mulai dari melempar pagar rumah sampai mengancam membunuh kucing peliharaan Kathleen, sempat diucapkan Lynne sebagai bentuk kebencian. Teror lain, ya itu tadi melatih Willy untuk mengatai whore tiap kali musuhnya keluar rumah. Ternyata manjur, wanita yang tak disebutkan umurnya itu merasa sangat terhina. Kathleen dan Craig melaporkan Lynne ke kepolisian setempat dengan tuduhan meneror dan mengganggu ketertiban umum. Laporan pertama di tolak hakim karena tak cukup bukti. Sementara laporan kedua diterima hakim sebab didukung tetangga lain yang merasa risih tiap hari mendengar cemoohan Willy. Pengacara Lynne sempat beragumen aturan gangguan ketertiban umum hanya berlaku pada manusia bukan binatang. Namun argumen tersebut ditolak hakim sekaligus memerintahkan sidang diteruskan. Tak disebutkan Lynne terancam hukuman penjara berapa lama atau hanya denda. (pra/jpnn)

Minggu, 09 September 2012

Indonesia Pemasok PSK Terbanyak di Dunia

 psk anak Kepedulian terhadap hak-hak anak di Indonesia ternyata masih tergolong rendah. Berbagai kasus kekerasaan, pemerkosaan sampai perdagangan anak masih marak terjadi belakangan ini. Keprihatinan ini pun dirasakan Linda Amalia Sari Gumelar, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. Ia mengungkapkan, anak-anak juga memiliki hak hidupnya sebagai manusia yang juga harus diperlakukan dengan baik sama seperti manusia lainnya. Sayangnya masih banyak orang yang belum mengindahkannya karena menganggap anak tidak punya kekuatan untuk melawan orang dewasa, sehingga mudah dieksploitasi.

Salah satu isu paling serius yang terjadi dalam pelanggaran hak anak adalah perdagangan anak untuk tujuan eksploitasi seksual. Yang paling mengejutkan adalah, adanya angka perdagangan anak yang sangat tinggi pada tahun 2002 lalu. Menurut International Labor Organization, sekitar 1,2 juta anak diperdagangkan di seluruh dunia setiap tahunnya. Sedangkan di Indonesia, menurut penelitian yang dilakukan Komnas Anak, perdagangan anak mencapai 200.000-300.000 pada tahun 2004. Tak hanya itu, Indonesia pun menjadi negara pemasok perdagangan anak khususnya pekerja seks komersial (PSK) di bawah umur 18 tahun terbesar di Asia Tenggara.

"Eksploitasi anak merupakan tindakan paling keji terhadap anak-anak. Yang memprihatinkan, di tahun 2011 lalu terjadi 126 kasus yang melibatkan eksploitasi anak perempuan di Indonesia. Ini membuktikan masyarakat Indonesia masih memiliki kesadaran yang rendah untuk menghargai hak anak," jelas Linda, dalam acara konferensi pers perayaan pengesahan RUU Ratifikasi Protokol Konvensi Hak Anak bersama The Body Shop dan organisasi internasional ECPAT (End Child Prostitution Child Pornography & Trafficking of Children for Sexual Purpose)  di Kementerian Perberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPAI), Jakarta Pusat, Jumat (7/09/2012) lalu.

RUU Konvensi Hak Anak di Sah-kan
Sayangnya, sanksi pidana dan hukuman terhadap pelanggar hak-hak anak ini masih longgar sehingga pelaku masih bebas melakukan aksinya. Untuk itu, The Body Shop melalui petisi 210.176 tanda tangan dan ECPAT melalui kampanye anti eksploitasi anak didukung oleh KPPAI, dan Komisi VIII DPR RI bekerjasama untuk mendesak pemerintah pusat untuk mensahkan RUU tentang ratifikasi protokol opsional konvensi hak-hak anak.

"Isu ini sebenarnya terjadi di seluruh dunia. Dan PBB sudah mengeluarkan UU yang mengatur tentang hak anak sejak bertahun-tahun lalu. Namun, pemerintah Indonesia ternyata belum sepenuhnya serius menggarap UU ini," sesal Linda. Namun berbagai upaya melalui petisi dan kampanye hak ini akhirnya membuahkan hasil. RUU ini pun disah-kan pemerintah dan DPR pada 26 Juni 2012 lalu.

Pengesahan RUU tentang hak anak mengenai prostitusi ini merupakan langkah yang diharapkan bisa membantu anak-anak mendapatkan hak hidupnya.

Namun keberhasilan ini bukanlah akhir dari perjuangan untuk melawan eksploitasi anak. Ke depanya, diperlukan kerjasama dari banyak pihak untuk memerangi hal ini karena isu ini tidak cukup diwujudkan dalam RUU saja melainkan dalam implementasi nyata. Pelaku dan pihak yang terlibat dengan kejahatan ini harus ditindak sesuai hukum yang berlaku.

"Tak hanya itu, peran serta masyarakat umum yang mengetahui adanya kejadian perdagangan, prostitusi dan pornografi anak ini juga harus aktif membantu pemerintah mengatasinya dengan melapor pada polisi," harap Ida Fauziyah, Ketua Komisi VIII DPR RI.

Ida menambahkan, berbarengan dengan pengesahan RUU ini, pemerintah juga melakukan pengesahan tentang Ratifikasi konvensi perlarangan anak untuk diikutsertakan dalam segala bentuk kegiatan bersenjata.

Editor :

Hesti Pratiwi

Sepertiga Laki-laki ingin Berpacaran dengan PSK

PSK-dolly Keintiman bukanlah satu-satunya alasan lelaki untuk menggunakan pekerja seks.
Sebuah penelitian soal emosi dan motivasi Pekerja Seks Komersil (PSK) dan klien mereka  menemukan sekitar sepertiga dari lelaki yang membayar untuk seks juga ingin memiliki hubungan pribadi dengan psk yang mereka sewa.
Ditulis oleh profesor sosiologi Ronald Weitzer dari Universitas George Washington  dan seksolog Christine Milrod, Los Angeles, penelitian yang bertajuk  'Prisma Keintiman: Manajemen Emosi antara Klien dan PSK', menganalisis 2442 postingan dari sebuah forum online untuk para pekerja seks dan klien mereka.
Dalam siaran pers Universitas George Washington disebutkan, situs yang digunakan dalam penelitian, TheEroticReview, menerima antara 250.000 dan 300.000 unique visitors setiap hari dan berisi lebih dari 800.000 ulasan dan informasi kontak dari 75.000 sampai 100.000 penyedia jasa seks.
"Dalam beberapa tahun terakhir, kami telah melihat adanya perubahan hubungan antara psk dan klien yang secara bertahap berkembang menjadi layaknya hubungan yang normal. Artinya, dari hubungan yang pada awalnya hanya sebatas pada seks, berubah menjadi sebuah kencan, kata Milrod.
Ia menambahkan, "Studi kami menunjukkan bahwa secara teratur ada klien yang sering datang kembali untuk mengalami perasaan kasih sayang yang mendalam, yang dapat berkembang menjadi kisah cinta sejati."
Sebagaian besar penelitian ini dilakukan  antara 9 Mei 2006 dan 15 Juli 2011, termasuk soal  ekspresi jujur dari mereka yang ternyata ​​menginginkan lebih dari sekedar kepuasan fisik.
Sebagai contoh, salah satu poster, One-Is-Al-One menulis, 'Saya cinta seks, tetapi baru-baru ini saya melakukannya tidak hanya seks. Saya melakukannya demi kasih sayang, kedekatan, hubungan emosional, dan pelepasan seksual."
Milrod mengungkapkan, bentuk 'normalisasi' yang antara psk dan klien bisa berwujud dalam membagi keuangan bersama, keluarga hingga hubungan monogami.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal lelaki dan maskulinitas, juga melihat perubahan cara mengemas jasa pekerja seks. Diantaranya, mereka menawarkan paket 'pengalaman pacar' di mana hubungan antara klien dan penyedia layanan menjadi seperti hubungan semi kencan.
"Selama pengalaman seperti itu, seks tetap bagian dari layanan tetapi ditambah dengan saling berbagi, dukungan, dan persahabatan. Seperti paket rekreasi lainnya, keintiman bisa dijual," ungkap para penulis.
Motif klien untuk membayar jasa seks memang beragam, mulai dari hanya sekedar menemukan teman untuk berbincang hingga mencari petualangan seksual seperti seks dengan berbagi jenis fantasi dan untuk perlakuan kasar, menurut CBS Las Vegas.
Banyak klien berbicara tentang keintiman palsu, memperingatkan pengunjung lain tidak membiarkan psk untuk membawa Anda pada klaim cinta palsu. Mereka akan menyangkal segalanya ketika Anda tidak lagi berguna bagi mereka," tulis resensi Lockedheart.

Penulis: Huffingtonpost/ Meisy Billem

Sabtu, 08 September 2012

Otong Mampu Tiduri 41 PSK dalam Semalam

Pulogadung Sosok Otong pada masa muda memang sangat gagah. Itu terlihat dari sejumlah foto yang ditunjukkannya. Otong merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Ali Agus dan Enok.

Ali, ayah Otong, adalah pemuda betawi keturunan Tionghoa. Sedangkan ibunya Eni adalah wanita asal Sumedang, Jawa Barat. Ali berprofesi sebagai Polantas di Pasar Baru, sebelum akhirnya dipecat dari kepolisian karena berkelahi dengan sesama polisi.

Karena masih berdarah Tionghoa, Otong muda adalah pemuda yang bersih dan berkulit putih. Menurut Otong, jika ia tertarik kepada perempuan pada waktu itu, ia pasti mampu mendapatkannya. Dari semua petualangan cintanya, pengalamannya bercinta dengan 40 PSK dalam semalam adalah yang tak bisa terlupakan.

Kini di usianya yang menginjak 63 tahun, Otong mengaku sudah kenyang dengan pengalaman hidup. Ia juga sudah berhenti dari kegemarannya terhadap perempuan sejak divonis menderita diabetes 9 tahun lalu. (bum)

Razia PSK di Tegal

psk razia antara

TEGAL, 8/9 - RAZIA PSK. Petugas mengambil darah wanita pekerja seks komersial (PSK) yang terjaring razia di hotel melati, Tegal, Jateng, Jumat (7/9) malam. Razia PSK gabungan Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Polres Tegal Kota dan TNI di hotel - hotel melati dan warung remang - remang tersebut menjaring 6 PSK dan 1 waria yang kemudiaN diberi pembinaan serta pengambilan darah antisipasi penyakit HIV/AIDS. FOTO ANTARA/Oky Lykmansyah/ed/ama/12

Bukannya Dibayar, PSK Ini malah digetok Kapak

PSK-ABG Lasmi (43), seorang pekerja seks komersial, terpaksa perlu pertolongan medis. Sebab, kepalanya digetok dua kali dengan kapak bergagang kayu oleh Purwanto (24), pengguna jasanya yang tidak mau bayar.

Menurut aparat Kepolisian Sektor Tanah Abang, Purwanto kini sudah ditahan.

Purwanto ditangkap warga setelah Lasmi berteriak minta tolong akibat kepalanya digetok dengan kapak oleh pelaku. Peristiwanya di kamar sewaan di Jembatan Tinggi RW 09, Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu lalu sekitar pukul 13.00.

Korban dan pelaku bertemu di pingir jalan di Tanah Tinggi. Keduanya sepakat untuk "ngamar", dengan pelaku harus membayar kepada korban Rp 60.000. Keduanya pun berhubungan intim.

Ketika Lasmi memakai kembali pakaiannya, tiba-tiba kepalanya dipukul pelaku. Dia pun berteriak minta tolong dan orang banyak akhirnya menangkap Purwanto.

Rabu, 05 September 2012

Nikita Mirzani Jadi PSK

nikita-mirzani-eksplorasi-peran-psk-20120905110501 Aktri penuh sensasi Nikita Mirzani siap beraksi di layar lebar. Beberapa film yang dibintanginya siap tayang tahun ini, tercatat 4 filmnya akan segera diedarkan selama Oktober sampai November.

Seakan tidak puas dengan jumlah film yang telah dibintanginya, Nikita bakal melakoni syuting film bertema horor nakal September nanti. "TRAUMA judulnya. Di situ jadi perempuan binal, kayak udah jadi pelacur profesional gitu. Orangnya cuek, cablak kalau ngomong. Kayak gue sehari-hari lah, tapi sisi pelacurnya mah nggak," tuturnya saat ditemui di Ali Tattoo Sulam, Mangga Dua Square, Jakarta Barat, Selasa (4/9).

Tak ingin berperan asal-asalan, Nikita mengaku mendalami perannya dengan mendatangi langsung tempat yang mempunyai imej dekat dengan kehidupan malam. Ia serius mendalami perannya ini terlebih ini adalah peran pertamanya sebagai seorang pelacur.

"Kemarin sempet nanya-nanya. Iseng-iseng ke daerah Kota. Ngamati aja, cara binal sebenarnya. Sehari aja, ama panggil acting coach. Soalnya aku gak mau akting sembarangan, mentang-mentang masih laku. Pengen semuanya serius dari hati juga," ujar Nikita.

Baginya, memerankan sesuatu yang berbeda dalam setiap film adalah sebuah kewajiban sebagai aktris. Perannya sebagai PSK ini jelas jadi tantangan tersendiri baginya.

"Dari cara ngomong segala macam. Harus bener-benar yang kejam dan kena banget di hati," tutupnya. Aktris yang punya banyak tato ini bakal memulai syuting 7 September selama 15-20 hari.

(kpl/ato/dka)

3 Pemuda Cilacap diperas PSK

PSK-ABG JAKARTA - Tiga pemuda asal Cilacap Jawa Tengah yang baru beberapa hari menginjakkan kaki di Ibukota mengalami nasib sial.

Tiko Priastomo (20), Dwi Gunawan (19), dan Ahmad Kholid (19), terpaksa menyerahkan uangnya sebesar Rp. 317.000 dan tiga ponselnya setelah diperas kawanan pekerja seks komersil yang ditemuinya di jalan.

Peristiwa ini berawal saat ketiga pemuda tersebut hendak membeli sepatu untuk persiapan melamar kerja di pasar Jatinegara Jakarta Timur.

Saat menumpang angkot menuju kesana, mereka yang sudah turun di depan LP Cipinang didatangi tiga orang wanita yang menawarkan diri untuk mengantarkan mereka. Bukannya dibawa ke pasar Jatinegara, mereka justru dibawa keliling hingga sampai di sebuah kos-kosan.

"Saat jalan ke arah stasiun, lalu ditarik sama cewek-cewek itu, langsung ditempel tiga ojek disuruh naik. Hingga dibawa ke rumah, seperti kos-kosan gitu," ujar Tiko saat melapor di Polsek Jatinegara, Rabu (5/9/201).

Tiko menuturkan, sesampainya disana mereka langsung disuguhi makanan dan minuman ringan tanpa sebelumnya memesan ataupun ditawarkan oleh pelaku.

"Ketiga wanita tersebut kemudian membuka dua dus minuman berenergi juga menyediakan berbagai makanan ringan. Kami bingung karena merasa tak memesan dan tak tahu harus berbuat apa," lanjutnya.

Selang beberapa saat kemudian ketika mereka hendak meninggalkan tempat, alangkah terkejutnya mereka setelah salah seorang wanita memberikan selembar kertas yang berisikan sejumlah daftar tagihan dari apa yang mereka makan dan minum tersebut.

"Satu wanita mengeluarkan bon. Katanya kita harus bayar Rp. 1.850.000. Di situ tertulis ada biaya wanita yang menemani. Kacang kecil seharga Rp. 100.000, uang parkir Rp. 50.000. Padahal kami tidak ngapa-ngapain, parkir bagimana kan ke situ saja naik ojek," lanjutnya.

Melihat ketiga pemuda tersebut tidak ingin membayar dan hendak meninggalkan tempat, para wanita tersebut kemudian memanggil seorang pria bertato untuk meminta uang tagihan tersebut.

"Kami terpaksa memberikan uang Rp. 317.000 dan tiga ponsel karena pria tersebut mengancam jika kami tidak bersedia membayar, maka keselamatan kami taruhannya," jelas Dwi, pemuda lainnya.

Tak terima atas peristiwa tersebut, ketiganya kemudian mengadu ke paman salah seorang pemuda itu yang kemudian mengajak mereka kembali ke lokasi itu untuk memancing PSK juga  pria bertato tersebut. Sayang, dari tiga PSK, mereka hanya berhasil menangkap dua orang. Saat ini kasus tersebut masih ditangani Mapolsek Jatinegara.

Penulis: Wahyu Aji  |  Editor: Gusti Sawabi

Selasa, 04 September 2012

Razia PSK DI Tanah Abang

psk anak TANAH ABANG (Pos Kota)- Empat pekerja seks komersiil (PSK) dan 2 waria diciduk dalam razia yang digelar aparat Pemkot Jakpus Selasa dinihari (4/9). Selain itu aparat gabungan yang berjumlah 100 personil juga menggaruk 13 orang PMKS dari berbagai lokasi.

“Ya ampun, belum juga dapat jago udah keburu kena jaring. Apes bener,” keluh Wina, satu PSK.

Ia digaruk aparat saat mejeng di pinggir jalan kawasan Sawah Besar. Beberapa kawannya sesama PSK berhasil meloloskan diri.

Kasatpol PP Jakpus Jurnalis didampingi Kasie Operasi Bernard Pasaribu mengatakan razia yang dilakukan paska Lebaran tersebut lebih difokuskan pada kawasan yang selama ini memang rawan terhadap PMKS, PSK dan waria. Yakni wilayah Menteng, Kemayoran dan Sawah Besar.”Kita focus dibeberapa titik yang ada di tiga kecamatan tersebut,” jelasnya.

Dari razia yang dimulai tengah malam, aparat menangkap 2 waria, 4 PSK dan 13 PMKS dengan total berjumlah 19 orang. “Umumnya sih wajah lama. Hanya sebagian kecil yang pemain baru,” katanya.

Upaya penertiban tersebut dijelaskan Jurnalis merupakan implementasi dari Perda No 8 tahun 2007 tentang ketertiban umum. Siapapun yang dinilai melanggar ketertiban umum, maka pihaknya tak segan menertibkannya. Selanjutnya para PSK, waria dan PMKS tersebut dikirim ke Panti Sosial Kedoya di Jakbar dan Panti Sosial Cipayung, Jaktim.

Selain menertibkan PMKS, tambah Jurnalis, pihaknya juga menertibkan spanduk liar dari seluruh kecamatan yang ada di wilayah Jakarta Pusat. Spanduk yang ditertibkan bukan hanya spanduk liar yang berisi promosi suatu produk, namun juga spanduk dua pasangan Cagub-Cawagub. “Kami berhasil menurunkan paksa 50 spanduk liar,” pungkasnya. (inung)

Minggu, 02 September 2012

Seorang Pria Tewas Setelah Ngamar dengan PKS

SEMARANG - Seorang pria bernama Senen (50) warga Jl Kemuning, Kelurahan Sendang Mulyo, Kota Semarang ditemukan tewas usai ngamar dengan Pekerja Seks Komersial (PSK) bernama Siska pada Minggu (2/9) pagi.

Senen diduga mengalami serangan jantung usai bermain cinta di sebuah kamar wisma Mia, di Dusun Senden, Desa jatijajar, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang.

Keamanan komplek lokalisasi yang terkenal dengan nama Tegal Panas, Triyatno (52) mengatakan, kejadian itu terjadi sekitar pukul 10.00. Ketika itu, korban yang menurut dugaannya penjual krupuk dan pepaya, datang ke lokasi sekitar pukul 09.30.

"Korban ngamarnya cuma bentar kok, engga ada setengah jam," kata Triyatno di lokasi.

Berdasarkan informasi yang ia dengar, korban sudah selesai 'main' dengan Siska. Setelah bercinta, Senen juga sempat membayar dan sudah memakai baju. Tiba-tiba korban merasa pusing lalu rebahan di kasur. Saat rebahan itulah korban kejang-kejang.

Siska dan temannya yang melihat hal itu langsung berlari ke pemilik wisma, Mia dan Sardi untuk meminta tolong. Saat dicek kembali, tubuh korban sudah tidak bergerak dengan menggenggam tas di tangan.

"Kami langsung hubungi polsek dan mayatnya dibawa ke rumah sakit," tambahnya.

Kasatreskrim Polres Semarang AKP Agus Puryadi menambahkan, dugaan sementara korban meninggal karena sakit jantung. Tidak ada tanda-tanda penganiayaan dan obat-obatan terlarang dalam pemeriksaan.

Sebenarnya, korban hendak diautopsi, namun pihak keluarga menyatakan menolak dan menerima keadaan. Oleh karena itu, pihaknya menyerahkan jenazah langsung ke keluarga.

Peristiwa itu selanjutnya dilaporkan ke Polsek Bergas dan Polres Semarang. Polisi langsung datang ke lokasi untuk melakukan pemeriksaan. Setelah dilakukan pemeriksaan, polisi mengevakuasi mayat korban ke RSUD Ungaran untuk di otopsi.

“Tidak ada tanda-tanda penganiayaan. Diduga kuat korban tewas karena sakit jantung,” ujar Kasat Reskrim Polres Semarang AKP Agus Puryadi.

PSK Anak di Bandarlampung

psk anak Hingar-bingar suara musik terdengar dari pojok Kampung Rawa Laut, Kelurahan Panjang Selatan, Panjang, Kota Bandarlampung.
Kawasan yang lebih dikenal dengan Pantai Harapan itu adalah eks lokalisasi yang secara resmi telah ditutup bertahun-tahun lalu, namun aktivitas transaksi seks, di antaranya melibatkan pekerja seks anak dan remaja masih terus berlangsung secara diam-diam di sini.
Semakin dekat langkah kaki, suara itu pun kian keras dan makin bersahutan dari rumah yang satu ke rumah lainnya hingga memekakkan telinga yang mendengarnya.
Sejumlah wanita berdandan menor, mengenakan rok di atas lutut dan baju setengah terbuka terutama pada bagian dada, berdiri di teras rumahnya, satu di antara mereka nampak masih berusia belia.
Sepanjang kaki melangkah di kawasan ini, antara satu rumah dengan rumah lainnya memiliki jarak yang sangat dekat.
Hampir setiap rumah terpampang sebuah papan nama bertuliskan karaoke dan kafe, masing-masing telah diberi nama sesuai dengan selera sang pemilik rumah tersebut.
Beberapa papan nama terdapat satu kalimat "Kawasan Wajib Kondom", namun masih banyak juga papan nama yang tidak mencantumkan peringatan tersebut.
"Kalau siang begini tidak begitu ramai, nanti selepas waktu Shalat Isya, mobil-mobil berangsur-angsur datang di kampung ini dan suasana malam akan semakin hidup, layaknya diskotik," kata Ketua Kelompok Pendidikan Masyarakat eks lokalisasi itu, Alwani.
Ternyata, beberapa rumah di sini masih ada yang secara tegas menuliskan pada pintu rumahnya, "Rumah Tangga".
Menurut Alwani, artinya rumah tersebut, anggota keluarganya tidak terlibat dalam perdagangan seks seperti kebanyakan rumah-rumah di sekitarnya.
Bapak tiga anak ini menceritakan, kampung itu terkenal sebagai kampung eks lokalisasi, mengingat sebelum era kepemimpinan Wali Kota Bandarlampung Nurdin Muhayat, kawasan tersebut pernah dilegalkan oleh Pemerintah Kota Bandarlampung sebagai salah satu perkampungan lokalisasi (selain lokalisasi Pemandangan di Way Lunik, Telukbetung Selatan).
Perda Kota Bandarlampung Nomor 15 Tahun 2002 tentang Larangan Perbuatan Prostitusi dan Tunasusila dalam Wilayah Kota Bandarlampung menjadikan dua kawasan lokalisasi itu harus ditutup secara resmi, namun aktivitas di dalamnya terus berlangsung hingga kini.
Setiap pekerja seks komersial (PSK) ketika itu diberikan identitas kartu kuning oleh pemerintah, tapi pada era Wali Kota Nurdin Muhayat, perkampungan ini tidak lagi mendapatkan dukungan dari pemerintah sebagai kawasan lokalisasi, ujar Alwani lagi.
Meskipun secara hukum kawasan tersebut telah dicabut status sebagai lokalisasi resmi, namun seperti ada kesepakatan tak tertulis, untuk saling melindungi satu dengan lainnya, sehingga suasana malam masih terus menyala dan membara di kampung itu.
Aktivitas perdagangan seks pun terus berlanjut.
Mantan Ketua RT 13 Kelurahan Panjang Selatan itu juga mengemukakan, sebenarnya keberadaan eks lokalisasi tersebut justru seperti saling menguntungkan satu dengan lainnya, secara ekonomi, sekalipun warga asli penduduk di sana merasa terganggu dengan aktivitas ilegal itu.
"Di sini ada warung atau rumah makan, ada rumah tangga yang menyediakan jasa cuci pakaian, penjualan air mineral dan air untuk kebutuhan MCK, bahkan tukang becak dan perahu yang menuai keuntungan," ujar dia lagi.
Semua aktivitas perekonomian di perkampungan tersebut berjalan lancar dan saling menguntungkan, bahu membahu satu sama lain.
Bayangkan saja, ujar Alwani, jasa tukang becak untuk mengantarkan tamu ke dalam kawasan tersebut dengan jarak tempuh tidak lebih dari satu kilometer, tarifnya bisa sebesar Rp30 ribu.
Tamu-tamu yang datang adalah mereka yang rata-rata merupakan pekerja pabrik dan pekerja di pelabuhan sekitarnya (Pelabuhan Panjang).
Guna menjaga keamanan kampung tersebut agar tidak terganggu oleh orang yang dianggap tidak suka dengan aktivitas malam di sana, warga juga ada memanfaatkan dengan menarik uang keamanan senilai Rp1.500 setiap PSK, kata dia lagi.
Secara ekonomi, kehidupan warga di kampung tersebut sangat ditopang keberadaannya oleh eks lokalisasi tersebut.
Namun di sisi lain, ada sebuah generasi yang hampir pasti akan mencontoh kehidupan yang mempertontonkan perilaku asusila di tempat ini.
Pengaruh Lingkungan
Sebut saja Mawar (17), dan Melati (19), yang masih tergolong remaja belia, akhirnya mencontoh kehidupan orang-orang di sekelilingnya, mengingat setiap saat melihat apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya itu.
Kedua remaja tersebut memilih menjadi kupu-kupu malam, karena alasan ekonomi dan pengaruh orang sekitarnya.
Menurut pengakuan mereka, pekerjaan itu ditekuni sejak tiga tahun lalu.
Mereka mengaku cukup menyukai kehidupan tersebut, karena setiap kali usai melayani lelaki hidung belang, gadis-gadis itu mampu mengantongi uang untuk jajan dan keperluan lain, sebesar Rp500 ribu hingga Rp1 juta per malam.
"Tergantung selera tamu, jika tidak ingin pakai kondom, maka tarifnya akan lebih besar lagi, karena `kan resikonya besar," ujar Mawar, sambil menyisir rambutnya yang tergerai itu dengan jarinya.
Kedua gadis remaja tersebut mengaku tidak lagi melanjutkan sekolah, karena bagi mereka sekolah itu tidak penting.
Tapi, mencari uang dan mengikuti selera serta gaya hidup seperti umum dilakukan orang-orang di sekitar mereka itulah yang jauh lebih diutamakan.
"Kami dulu sempat mengkonsumsi obat-obatan terlarang, rasanya nyaman saja, setelah bekerja keras minum obat-obatan seperti melayang, seolah-olah masalah hidup ini lenyap pada saat itu," ujar Melati lagi.
Kehidupan yang mereka jalani selama ini, menurut keduanya, akibat faktor pengaruh dari sang pacar dan teman sekitarnya.
Namun Mawar dan Melati mengaku lambat laun sebenarnya tetap ingin meninggalkan profesi tersebut, dan kembali pada kehidupan normal selayaknya.
"Mau `sih kembali pada kehidupan yang normal dan mencari uang dengan cara yang halal, apalagi orang tua saya sudah meninggal, dan ingin membuat mereka tenang di alam sana," ujar Melati.
LSM Crisis Children Center (CCC) Lampung mengungkapkan, anak usia sekolah SMA antara 16-17 tahun memang makin rentan menjadi korban eksploitasi seksual komersial anak (ESKA) di Kota Bandarlampung ini.
Ketua Harian CCC Lampung, Murti Rahayu mengatakan, kasus-kasus ESKA yang umum terjadi di Bandarlampung adalah kasus anak yang dilacurkan, pornografi anak, dan trafficking (perdagangan/jual beli) anak untuk tujuan seksual.
"Dalam dua tahun sejak bulan Mei 2010 hingga Mei 2012, CCC Lampung didukung oleh Save the Children Indonesia, telah melakukan pendampingan terhadap 130 orang anak korban ESKA di wilayah Bandarlampung," kata Murti pula.
Pendampingan tersebut melalui pemberdayaan dan pendidikan terhadap 130 orang anak korban eksploitasi seksual komersial, dengan rentang usia bervariasi mulai dari 14-17 tahun.
"Korban ESKA, selain mendapat konseling, juga kami didik untuk mengasah keterampilan, agar nantinya mereka bisa hidup mandiri yang lepas dari ketergantungan mengeksploitasi diri," kata dia lagi.
Menurut Murti, selama melakukan pendampingan terungkap, usia 14 tahun menempati posisi terendah dalam eksploitasi anak, yakni hanya tujuh persen.
Disusul usia 15 tahun dengan 25 persen, usia 16 tahun dengan 32 persen dan terakhir dengan jumlah tertinggi usia 17 tahun sebanyak 36 persen, ujar dia.
Seluruhnya korban Eska adalah anak yang berjenis kelamin perempuan.
Sementara korban ESKA sendiri, umumnya, kata dia lagi, tidak memandang status apakah korban masih berstatus pelajar atau sudah putus sekolah.
"Anak yang putus sekolah mencapai 81 orang anak (62 persen). Mayoritas mereka yang putus sekolah karena alasan ekonomi atau dari keluarga yang kurang mampu, sehingga tidak dapat melanjutkan pendidikan," kata dia.
Faktor ekonomi itulah yang menyebabkan anak terjebak menjadi korban ESKA, meskipun ada faktor-faktor pendukung lain yang mempengaruhinya.
Sedangkan PSK anak-remaja yang masih bersekolah mencapai 49 orang anak (38 persen).
Menurut Murti lagi, mereka umumnya terpengaruh pergaulan dengan teman, lingkungan keluarga yang kurang harmonis, atau pun gaya hidup modern sebagai faktor yang menyebabkan anak yang berstatus masih sekolah tersebut terjebak menjadi korban ESKA.
Anak-anak dan remaja yang semestinya mendapatkan hak pendidikan dan pendampingan penuh dari kedua orangtuanya itu, serta didukung oleh pemerintah untuk menentukan masa depan mereka, kini seperti telah kandas.
Padahal mereka tetaplah harus menjalani kehidupan selanjutnya.
Siapakah yang semestinya paling peduli, dan harus berupaya terus menerus, untuk meluruskan dan mengembalikan pada kehidupan normal anak dan remaja pekerja seks komersial di Pantai Harapan itu? (ANT316/B014)

Editor: B Kunto Wibisono

Minggu, 26 Agustus 2012

Disdukcapil Kota Bandung Lakukan Razia KTP Pemudik di Lokasi PSK

BANDUNG, (PRLM).- Petugas Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bandung melakukan pengecekan identitas terhadap pemudik yang baru tiba di Terminal Cicaheum, Leuwipanjang, Stasiun Besar Kereta Api Kebon kawung dan Stasiun Kereta Api Kiaracondong pada Minggu (26/8/12). Sementara sebelumnya, Sabtu malam, petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan jajaran kepolisian melakukan razia pekerja seks komersial (PSK) di sejumlah titik yang dijadikan tempat mangkal PSK.

Petugas Disdukcapil yang melakukan pengecekan identitas itu dibagi dalam empat tim, tim pertama bergerak di Cicaheum. Petugas langsung menghampiri bis-bis yang baru tiba di terminal Cicaheum dan langsung menanyakan ke penumpang yang baru saja turun dari bis.

Begitu pintu dibuka dan penumpang turun, petugas langsung meminta mereka mengeluarkan kartu identitasnya seperti KTP atau surat identitas lainnya. Sebagian penumpang merasa kaget diperlakukan seperti itu, namun setelah mendapat penjelasan dari petugas, akhirnya para penumpang menurutinya.

Bagi warga ber-KTP Kota Bandung, mereka langsung dibolehkan meninggalkan lokasi. Sementara bagi yang ber-KTP di luar Kota Bandung, mereka langsung didata di salah satu sudut terminal. Di sana, mereka didata oleh beberapa petugas untuk kepentingan pendataan arsip kependudukan. Setelah didata, mereka diperbolehkan meninggalkan lokasi. Selain didata, mereka diberi informasi apa saja yang harus ditempuh jika ingin menetap di Kota Bandung.

Heni (34), salah seorang penumpang bis, saat turun dari Bis jurusan Tasikmalaya-Bandung, mengaku merasa kaget karena didekati petugas. Ia diminta mengeluarkan kartu identitas dan digiring petugas ke meja pendataan Disdukcapil. Namun kekagetan dia langsung hilang, karena petugas hanya menanyakannya kartu identitas. "Saya baru 1 tahun di Kota Bandung ikut suami yang kerja disini," kata Heni yang tinggal di Kosambi.

Ia mengaku belum mengurus kepindahannya dari Tasikmalaya ke Bandung. "KTP saya masih Tasikmalaya, belum Bandung. Rencananya saya mau bikin karena memang kan baru satu tahun disininya," tutur Heni.

Hal serupa diakuio Abdul asal Garut. Ia mengaku datang ke Bandung untuk bekerja. "Saya di Bandung tinggal dengan saudara, disini kerja ada proyek yang sedang dikerjakan,' ujar Abdul yang tinggal di daerah Cikutra.

Meski bekerja, namun petugas meminta abdul untuk lapor pada RT/RW dan mengurus surat keterangan tinggal sementara. Pengurusan surat-surat kpendudukan ini pun gratis asal dilakukan sendiri, tanpa meminta bantuan orang lain.

Kepala Disdukcapil Kota Bandung Meivy Adha Krisnan, mengatakan pihaknya melakukan sosialisasi pada pemudik pada pra dan pasca lebaran. Untuk pra lebaran, dilakukan pada H-3 dan pasca Lebaran pada H+6 atau Minggu (26/8/12). "Hari ini kan puncaknya arus balik, karena karyawan yang kerja besok (hari ini, red) sudah pada masuk kerja. Jadi kita gelar pengawasan administrasi ini hari ini (kemarin, red)," katanya.

Dalam kegiatan ini, kata Meivy, petugas mengecek kartu identitas para penumpang yang tiba di terminal cicaheum. Para petugaslah yang aktif mendatangi bis-bis yang tiba di terminal dan menanyakan kartu identitas para penumpang. Selain Cicaheum, kegiatan serupa pun dilakukan di terminal Leuwipanjang, Stasiun Bandung dan Stasiun Kiaracondong. "Hanya dilihat identitasnya, kalau yang tak ber-KTP Bandung kita data dan beri penjelasan," katanya.

Diharapkanya, warga yang sdatang ke Kota Bandung taat dan mematuhi aturan kependudukan yang ada di kota ini. "Kami harap mereka menyadari, karena bagaimanapun administrasi kependudukan itu sangat penting," katanya.

Kasi Pengawasan dan Yustisi Disdukcapil Kota Bandung Taspen Effendi mengatakan kegiatan ini merupakan pengawasan bagi para pendatang dari luar Kota Bandung. Karena bagaimana pun mereka harus memenuhi persyaratan, terutama melengkapi identitas bila tinggal di Kota Bandung.

"Pemudik biasanya pada saat kembali ke Kota Bandung membawa saudara atau kerabatnya, makanya selain diperiksa identitasnya, juga ditanya mengenai tujuan mereka ke Bandung, kalau tidak ada tujuan lebih baik pulang lagi," ujarnya saat dihubungi, Minggu (26/8/12).

Menurut Taspen, pengecekan identitas di Terminal Cicaheum dilakukan kepada 114 orang, kemudian di Stasiun Besar Bandung 30 orang dan di Terminal Leuwipanjang. Sedangkan pelaksanaan pengecekan identitas di Stasiun kereta api Kiaracondong dilakukan sore hingga malam hari. "Untuk di Kiaracondong, dilakukan pada sore hingga malam hari, jadi belum ada data pastinya," katanya. (A-113/A-108)***

Siswi SMP Sangatta tewas di kompleks PSK

PSK dolly Sangatta (ANTARA News) - Seorang gadis berusia 14 tahun, pelajar SMP Negeri 1 Sangatta Selatan Kabupaten Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur, ditemukan tewas di Wisma Sangatta Kompleks PSK Kampung Kajang, RT 04 nomor 19 dusun Sendawar desa Singa Geweh, Minggu pagi.

Gadis yang bernama Oni Aprilia Putri ditemukan salah satu pelayan PSK Maya Rustandi (32 tahun) sudah  tidak bernyawa dengan kondisi mulutnya berbusa dan beberapa lembar plastik menempel di mulutnya.

Putri panggilan korban yang merupakan anak sulung dari pemilik wisma Sangatta, Lestari (55 tahun), diduga tewas karena mengalami over dosis setelah mengkonsumsi lem jenis rajawali, kata Kapolser Kutai Timur, AKBP Budi Santoso melalui Kasat Reskrim Itpu Zakir Arman, Minggu.

Saat ditemukan, posisi korban kaku dan mulut berbusa.

Saat tim identifikasi dari Polsek dan Polres tiba di TKP, mayat korban sudah dipindahkan ke ruang umum, namun mulutnya masih berbusa.

Dari hasil pemeriksaan Polisi di kamar korban ditemukan dua kaleng lem rajawali berukuran kecil, dan beberapa lembar plastik bekas pakai dan berhamburan dalam kamarnya.

Orang tua korban menolak dilakukan otopsi, sehingga pemeriksaan tidak dilakukan, kata Kasat Reksrim Iptu Arman.

(ANT)

Melanggar Perda, dua wisma PSK di Surabaya disegel

Melanggar Perda, dua wisma PSK di Surabaya disegel

Reporter: Moch. Andriansyah

Karena melanggar kesepakatan, dua wisma di Jalan Dupak Bangunsari IV yakni Wisma Nusa Dua dan Gembira dibekukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (24/8) sore.
Tak hanya itu, dua wisma ini juga diduga telah menerima Pekerja Seks Komersial (PSK) baru, usai Lebaran kemarin. Tak urung, tiga PSK-pun turut diamankan pihak Satpol PP dan Dinas Sosial Kota Surabaya yang dikawal aparat kepolisian dan TNI.
"Sesuai Perda No 7 tahun 1999, No 7 tahun 2009, No 2 tahun 2008 dan No 4 tahun 2010, dua wisma ini (Nusa Dua dan Gembira) terpaksa kami tutup sementara sampai proses lebih lanjut dari Pemerintah Kota Surabaya," terang Kasatpol PP, Irfan Widianto di lokasi.
Irfan juga menjelaskan, selain melanggar kesepakatan, dua wisma ini juga melanggar izin. Selain menutup wisma, Satpol PP juga menurunkan semua atribut wisma termasuk memasang stiker bertuliskan 'Tutup' pada pintu masuk wisma. "Sejak awal bulan Ramadan kemarin, semua tempat lokalisasi di Surabaya sudah komitmen untuk menutup tempat bisnisnya dan tidak akan menambah jumlah PSK-nya lagi usai lebaran."
Tapi nyatanya, lanjut dia, usai lebaran, dua wisma ini justru mengambil PSK baru. "Hal ini kami ketahui setelah kami lakukan penyisiran. Penyisiran ini terus kami lakukan enam kali selama satu bulan. Dan penyisiran yang kami lakukan usai Lebaran, ternyata kami menemukan dua wisma melakukan pelanggaran, jadi terpaksa kami beri tindakan tegas."
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya, Soepomo yang turut terjun ke lapangan mengatakan, terkait tiga PSK baru yang diamankan dari dua wisma esek-esek itu, pihaknya akan melakukan pembinaan dan akan mengembalikan mereka ke tempat asalnya jika sudah dipandang cukup. "Satu PSK kami amankan dari Wisma Gembira dan dua PSK dari Wisma Dua Nusa," katanya.
Tiga PSK yang diamankan itu adalah, dari Wisma Nusa Dua, ER asal Lumajang dan SW asal Probolinggo, serta SS asal Jombang diamankan dari Wisma Gmbira.
Terkait dengan kekhawatiran jika wisma esek-esek ini ditutup, bakal banyak PSK yang akan menjajakan diri di jalanan, Soepomo menerangkan kalau pihaknya dan Satpol PP Kota Surabaya akan terus melakukan penyisiran tanpa henti.
"Jika itu masih kami lihat, kami akan kembali mengamankan dan mengkarantina mereka di Liponsos untuk dilakukan pembinaan. Itu akan terus kami lakukan sampai Surabaya bersih dari bisnis prostitusi," pungkas dia.

[bal]

2000 pelacur semarang mengidap HIV/Aids

Semarang - Lembaga pendamping pekerja seks komersial di Semarang, Griya ASA PKBI, memastikan jumlah pekerja seks yang terindikasi mengidap HIV/AIDS di kota itu hampir 2.000 orang. Mereka tersebar di beberapa lokalisasi, terutama di Sunan Kuning. Sejak pekan lalu, semua lokalisasi di Semarang kini sudah buka lagi.
“Kemarin, memang sempat tutup selama Ramadan dan Lebaran,” kata Ketua Resosialisasi Sunan Kuning, Semarang, Suwandi, pada Ahad, 26 Agustus 2012. Pekan ini, Suwandi mengaku akan melakukan pendataan ulang untuk memastikan jumlah penghuni lokalisasi. “Juga akan ada pemeriksaan kesehatan,” katanya.
Registrasi ulang dilakukan karena biasanya jumlah pelacur akan meningkat setelah Lebaran. “Biasanya, ada saja yang mengajak teman, tetangga, untuk bekerja di sini,” kata Suwandi.
Koordinator Griya ASA, Ari Istiadi, menepis kekhawatiran kalau ribuan pelacur di Semarang menyebarkan virus HIV/AIDS selama mudik Lebaran kemarin. “Mereka punya etika,” katanya. Para pekerja seks komersial ini, kata Ari, juga cenderung merahasiakan pekerjaan mereka di kampung halaman. “Tidak mungkin kalau mereka buka praktek dan menerima tamu di kampung mereka masing-masing,” katanya.
Griya ASA memiliki sekretariat sendiri di Sunan Kuning, untuk menjalankan berbagai program penyuluhan kesehatan dan pendampingan. Menurut Ari, para pekerja seks komersial di Semarang sudah makin sadar akan pentingnya kesehatan.
ROFIUDDIN

Rabu, 22 Agustus 2012

Kencani PSK ABG, Benzema dan Ribery Diperiksa Pengadilan

Gara-gara mengajak kencan Pekerja Seksual Komersial (PSK) yang masih di bawah umur,  dua bintang sepak bola Prancis, Frank Ribery dan Karim Benzema, harus berurusan dengan pengadilan.

Kasus ini sebetulnya terjadi dua tahun silam dan menjadi obyek penyelidikan penegak hukum.

Ribery dan Benzema membantah bahwa mereka sengaja menyewa gadis di bawah umur sebagai PSK. “Kami tidak tahu jika Zahia Dehar masih berusia 16 tahun,” tegas Ribery.

Hal serupa diungkapkan Dehar, gadis di bawah umur yang bekerja sebagai PSK di sebuah klub malam di Paris. Dia mengaku, baik Ribery maupun Benzema yang mengencaninya tidak tahu jika dia berstatus di bawah umur.

Setelah memberi keterangan, Ribery dan Benzema diperbolehkan pulang, namun pihak pengadilan menegaskan akan kembali memanggil mereka sebagai saksi guna memutuskan perkara tersebut.

Keputusan Hakim Andre Dandot berlawanan dengan rekomendasi jaksa di Paris yang mengatakan pada November 2011 bahwa kasus ini harus ditutup karena para pemain tidak menyadari bahwa Dehar masih di bawah umur.

Hukum Prancis, transaksi seks dengan seseorang dibawah usia 18 dapat diancam hukuman penjara hingga tiga tahun dan denda 45.000 euro (Rp 525 juta). (ans/aef)

PSK Dolly Sudah buka kembali

PSK-dolly SURABAYA(Pos Kota)- Setelah sempat tutup satu bulan, lokalisasi Dolly buka lagi, Senin(20/8)malam. Sejumlah wisma terlihat sudah buka dan memajang pekerja seks komersial (PSK).

Diantaranya Wisma Madonna Indah, Bonna Indah, Rileks, Tentrem, Wisma Harmonis, wisma Bangkok dan sejumlah wisma lainnya.

Meski begitu, masih ada wisma yang masih tutup. Salah satunya wisma Santai. Terlihat tirai warna merah masih menutup kaca jendela.

Menurut keterangan, meski sebagian wisma telah buka, tapi tak banyak PSK yang datang. Sejumlah PSK masih kampung halamannya.

Walaupun jumlah PSK yang datang belum seberapa,tetapi sudah cukup untuk menggaet pria untuk datang ke lokalisasi Dolly. Mereka terlihat berlalu lalang di depan wisma dan melihat-lihat PSK yang duduk di sofa dengan hanya memakai rok pendek dan kaos tank top.

“Setelah puasa, wisma langsung buka, Mas. Tapi gak banyak PSK yang datang. Sebagian masih pulang kampung,” kata Andre, pedagang kios di lokalisasi Dolly.

Seperti warga biasa, wanita yang baru saja kembali dari kampungnya itu berkelompok dan terlihat sesekali bersendau gurau. Namun jika ada pengendara yang memelankan laju kendaraanya, spontan wanita tersebut akan melambaikan tangannya tanda memanggil.

Dengan berbasa-basi, menanyakan tujuan lelaki yang lewat, “Mau ke mana Mas?” tanya salah seorang yang berusia sekitara 19 tahun dengan manja. (nurqomar)

Pria Tewas Setelah Berkencan dengan PSK

 PSK-dolly

KOMPAS.com/ ABDUL HAQ Polisi memasang Police Line di pintu kamar 102 Wisma Rajawali Watampone Kabupaten Bone Sulawesi Selatan yang dugunakan Zainal bersama PSK sebelum akhirnya tewas. Selasa, (21/08/2012).

 

BONE, KOMPAS.com — Seorang pria di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, tewas saat sedang berkencan dengan seorang pekerja seks komersial (PSK). Pria bernama Z (40) yang telah beristri dan memiliki dua anak ini langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tenriawaru untuk keperluan otopsi.

Korban diketahui check in di kamar 103 Wisma Rajawali Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Watampone, Kecamatan Tanetraittang, sekitar pukul 10.00 wita, Selasa (21/8/2012). Namun, ia baru diketahui tewas sekitar pukul 15.30 Wita.

Warga Desa Awo, Kecamatan Cina, Kabupaten Bone, ini diketahui tidak memiliki riwayat penyakit. Polisi menduga korban tewas akibat overdosis obat kuat.

Polisi yang tiba di lokasi kesulitan melakukan penyelidikan lantaran pemilik hotel telah membersihkan kamar yang digunakan korban dan menghilangkan barang bukti. "Kita akan periksa juga pemilik hotel karena dia hilangkan barang bukti," ujar Komisaris Ali Syahban, Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Taneteriattang.

Atas peristiwa ini, polisi mengamankan Andi, penjaga hotel, serta Am (27), PSK yang berkencan dengan korban. Saat dimintai keterangan oleh polisi, Am mengaku telah melaporkan ini kepada pemilik hotel saat korban mulai kejang-kejang dan pingsan.

"Dari jam satu saya kasih tahu itu yang punya, tapi hanya dikasih bawang merah," kata Am di hadapan petugas. AM juga mengaku, keduanya telah melakukan hubungan sebelum akhirnya korban tak sadarkan diri.

Editor :

A. Wisnubrata

Jumat, 15 Juni 2012

Prostitusi dunia kepiting

Peneliti Australia mempublikasikan dalam dunia kepiting biola, cara terbaik untuk bertahan hidup adalah dengan cara ekstrem yaitu melakukan prostitusi.
Para peneliti dari Universitas Nasional Australia (ANU) di Canberra menemukan bahwa kepiting jantan akan membela kepiting betina habis-habisan dengan imbalan sebuah seks.
“Kenyataan bahwa ‘tetangga’ datang dan mengganggu teritorial individu lain sangat luar biasa,” kata Michael Jennions, yang membantu dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Biology Letters.
Jennions bersama kedua rekan peneliti Richard Milner dan Patricia Backwell mengamati perilaku kepiting biola Mozambik yang tinggal di lumpur Afrika, pada bulan Oktober dan November 2008.

Kepiting biola jantan memiliki cakar raksasa untuk membela diri, tapi para peneliti ingin melihat bagaimana perilaku kepiting betina yang hanya memiliki dua cakar kecil untuk melindungi rumah mereka.
Sering kali kepiting biola betina selektif menyangkut pasangan mereka dan memilih untuk berhubungan dalam liang pejantan. Tapi para peneliti juga menemukan betina kawin dipermukaan tanah, dan 85% dari seks permukaan dilakukan dengan seorang tetangganya.
Para peneliti berspekulasi kepiting betina yang memiliki azas manfaat. Dalam kasus ini, tampaknya manfaat perlindungan, kata Jennions.
Orpha Bellwood, dosen kelautan dan biologi tropis di universitas James Cook, Townsville mengatakan dia sangat tertarik pada motivasi di balik kepiting berhubungan seks di permukaan, sebuah perilaku yang tidak biasa dan membuat mereka rentan terhadap predator.
Barter seks untuk sebuah bantuan bukannya tidak pernah terjadi di dunia hewan. Pinguin Adelie Antartika melakukan pertukaran seks atas imbalan batu yang digunakan untuk membangun sarang.
Alasan lain kepiting membantu melawan pengganggu tetangga mereka adalah untuk menjadi kawan akrab, kata Jennions. Ia mengatakan, bahkan untuk seekor kepiting peribahasa yang berlaku adalah “lebih baik setan yang dikenal daripada setan yang sama sekali tidak dikenal.”

Sabtu, 05 Mei 2012

Akhir 2013, Kemensos Targetkan Tutup Doli

Akhir 2013, Kemensos Targetkan Tutup Doli

Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program baru yang digelontorkan Kementerian Sosial RI, menargetkan ditutupnya area prostitusi di Surabaya. Doli adalah salah satu area yang ditargetkan tutup pada 2013 ini.
Menteri Sosial, Salim Segaf Al Jufri, mengatakan, salah satu permasalahan pelik yang dihadapi kementerian sosial adalah masalah prostitusi. Untuk itu pada tahun ini, kementerian sosial bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur berencana menggelar workshop.
Workshop tersebut sedianya akan mengundang para pemimpin pesantren, tokoh agama, intelektual, aktivis perempuan, dan banyak pihak lain. Tujuan diadakannya workshop adalah untuk menyelesaikan permasalahan prostitusi yang marak di Jawa Timur. "Kami menargetkan akhir 2013 ini doli dan tempat semacam itu di Jawa Timur bisa ditutup," ujar Salim Segaf saat melakukan kunjungan ke kantor Republika, Jumat (4/5).
Saat ini Salim Segaf mengatakan, Surabaya saat ini telah melakukan persiapan matang mengenai rencana ini. Meski banyak tantangan dalam menyelesaikan perkara ini, namun Salim optimistis dapat mencapai targetnya. " Meski tantangannya banyak, tapi saya yakin jika mereka masih punya iman sedikit saja pasti masalah ini bisa terselesaikan," kata dia.

Jumat, 27 April 2012

'Servis' PSK Tak Memuaskan,Pelanggan Tikam Mucikari

'Servis' PSK Tak Memuaskan, Pelanggan Tikam Mucikari

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Keributan terjadi di sebuah rumah bordil, di jalan Veteran Selatan, Maradekaya, Makassar, sekitar pukul 21.30 WITA, (27/4/2012). Rence, sang mucikari ditikam Yunus yang merupakan pelanggannya sendiri.

Kapolsek Makassar Kompol Iwan Limba, yang ditemui wartawan di Mapolsek Makassar di jalan Kerung-kerung, menuturkan keributan dipicu saat pelaku terlibat cekcok sehabis berkencan dengan PSK di rumah bordil tersebut. Pelaku emosi karena merasa belum dipuaskan birahinya oleh sang PSK yang sudah ia bayar Rp 150 ribu.

"PSK itu marah dan minta tambah Rp 100 ribu lagi karena berulang-ulang minta dilayani oleh pelaku, PSK itu kemudian melapor ke mucikarinya, akhirnya mereka berkelahi di rumah itu," ujar Iwan.

Yunus sempat diancam ketapel panah oleh sang mucikari dan kawan-kawannya. Merasa nyawanya terancam, Yunus pun lari menuju mobilnya untuk mengambil badik. Yunus yang berprofesi sebagai sopir ini berhasil menancapkan badiknya di tubuh Rence.

"Setelah menikam korbannya, pelaku berusaha lari, namun berhasil diringkus aparat, sementara sang korban terpaksa dilarikan ke RSPAD Pelamonia," ungkap Iwan.

Guru SD Ketahuan Mesum dengan PSK di Lokalisasi

TRIBUNNEWS.COM, SUMENEP - Sungguh memalukan tingkah guru berinisial HB ini. Pria yang juga pengajar di salah satu SD di Kecamatan Saronggi ini tertangkap basah oleh aparat Satuan Polisi Pamong Praja, saat bercumbu dengan seorang perempuan di lokalisasi Pekerja Seks Komersial (PSK) di Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Kamis (26/4/2012) dini hari.

Saat proses penggerebegan lokalisasi, HB sempat panik dan melarikan diri setelah mengetahui kedatangan perugas. Karena paniknya ia nekat melompat ke sungai agar lolos dari kejaran Pol PP. Namun ia tidak berdaya karena petugas Pol PP cukup banyak yang mengejarnya.

Abdul Madjid, Kepala Pol PP Sumenep mengatakan, berdasarkan informasi masyarakat, lokalisasi di Kecamatan Saronggi kerap didatangi oleh lelaki hidung belang dan PSK dari luar Kabupaten Sumenep.

"Anggota kami kerahkan untuk melakukan penyisiran. Tidak tahunya di dalam ada guru yang sedang menikmati pelayanan PSK," kata Madjid.

Selain HB, Pol PP juga berhasil menjaring lima PSK, di mana mereka berasal dari luar Kabupaten Sumenep setelah dicek KTP-nya. Mereka masing-masing NH (29), FR (29) dan SL (30). Ketiganya berasal dari Kabupaten Bondowoso. Sedangkan dua PSK lainnya berasal dari Probolinggo, yakni ST (22) dan NL (21). Adapun HB, akan dilaporkan ke Inspektorat Pemkab Sumenep agar disanksi sesuai dengan pelanggaran yang sudah dilakukannya.

"Kita tidak tindak sendiri atas pelanggaran yang dilakukan HB karena yang bersangkutan statusnya sebagai guru PNS dan akan diserahkan kepada Inspektorat," kata Madjid.

Sasaran operasi berikutnya, imbuh Madjid yakni lokalisasi di Kecamatan Bluto. Di tempat itu kerap terjadi transaksi esek-esek dan sudah meresahkan warga setempat.

"Kita pasti operasi ke lokasi itu. Namun jadwalnya belum bisa kita publikasikan," tegasnya.

Operasi PSK di Kabupaten Sumenep itu, kilah Madjid, untuk memberantas penyakit masyarakat yang perlu dilakukan terus menerus agar masyarakat tidak punya kesempatan untuk melakukan tindakan yang mengarah kepada hal-hal yang negatif.

Selasa, 24 April 2012

PSK Membludak, Pemkot Belum Punya Panti Rehabilitasi

PSK Membludak, Pemkot Belum Punya Panti Rehabilitasi

PSK yang terjaring razia polisi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Tidak tersedianya panti rehabilitasi bagi para pekerja seks komersial (PSK) dituding menjadi salah satu penyebab tidak pernah tuntasnya persoalan PSK di Kota Bandung.
Pemerintah setempat melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bandung mencatat, sampai saat ini, jumlah PSK mencapai lebih dari 1.000 orang. Sementara itu. dalam kurun waktu dua bulan (Februari-Maret 2012), pihaknya baru berhasil menjaring sebanyak 100 PSK di beberapa titik di Kota Bandung.
“PSK yang terjaring merupakan sebagian kecil dari jumlah keseluruhan PSK yang ada di Kota Bandung,” ujar tim khusus penanggulangan penyakit masyarakat Satpol PP Kota Bandung, Sujana Kamil, Senin (23/4).
Menurut Kamil, sejauh ini sejumlah PSK yang terjaring razia, sepenuhnya dikirimkan ke Balai Rehabilitasi Sosial Karya Wanita (BRSKW) milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang berada di Cirebon dan Sukabumi.
Kendala yang muncul, ungkap Kamil, kedua tempat tersebut memiliki kapasitas hunian yang terbatas. Imbasnya, tidak sepenuhnya pembinaan dilakukan secara optimal dan penertiban sejumlah PSK tidak lagi menjadi prioritas.
Sebagai salah satu alternatif, tambah Kamil, pihaknya mengharapkan ada itikad baik dari pemerintah untuk segera membangun panti rehabilitasi yang mutlak dimiliki pemerintah Kota Bandung. Dengan memiliki panti rehabilitasi sendiri, pihaknya akan secara optimal melakukan penjaringan para PSK dan dikirimkan ke panti rehabilitasi.
Diberitakan sebelumnya, lokalisasi di sekitaran stasiun Bandung, membuat resah sejumlah ibu rumah tangga. Pasalnya, puluhan penjaja seks komersial sepanjang Jalan Stasion Timur menuju arah stasiun Bandung, sudah beraktivitas meski masih pukul 19.00 WIB.
Sejumlah PSK di sekitar stasiun Bandung beraktivitas hampir tiap malam. hal tersebut membuat khawatir hampir seluruh ibu rumah tangga yang berdomisili di sekitar lokasi prostitusi.

Dilema anak PSK

Kami Anak PSK Tapi Bukan PSK

Setiap dari kita, pasti ingin dilahirkan dari keluarga beraliran darah kaya raya,cantik,tampan sampai keturunan darah biru alias keraton. Tapi keinginan itu hanya tinggal angan -  angan & harapan semu belaka yang tidak akan pernah terwujud ketika kita dilahirkan dari keluarga yang bekerja sebagai Pekerja Seks Komerlias ( PSK ).


Karena bagi kita dari dahulu kala hingga saat ini, mereka yang bekerja sebagai Pekerja Seks Komersil ( PSK ) adalah sebuah aib keluarga yang sudah mendapat predikat Hitam dikalangan masyarakat pada umumnya. Hal ini memang benar, tapi apakah predikat tersebut melekat pada anak mereka yang lahir ke dunia ini ? 

Sebenarnya tidak harus begitu, tapi sungguh ironi semua hal tersebut ternyata menurun bukan karena kemauan mereka sendiri atau pun kemauan orang tua mereka. Tapi karena predikat tersebut di berikan & diciptakan oleh manusia manusia tidak bertanggung jawab seperti kita. Yang dengan sengaja membunuh harapan & mimpi dari setiap Tunas Bangsa yang belum secara bebas menghirup kotor & bersihnya udara di dunia ini.

Dan apakah orang yang dilahirkan dari keluarga kaya akan menjadi kaya juga ? Dan apakah orang yang dilahirkan dari kelurga miskin akan menjadi miski juga ? Tentu tidak, karena yang menentukan masa depan setiap manusia bukan dilihat dari garis tangannya atau pun darah yang mengalir di tubuhnya setiap detik.

Tapi semangat & harapan mereka untuk melawan keras kehidupan ini & juga kepalsuan setiap ucapan,gerak & senyuman seperti lantunan drama musikal di Broadway Theater yang ramai bergemuruh tapi penuh skenario kepalsuan & kebohongan yang indah terlihat diatas panggung tapi tidak indah dibelakang panggung.

Kesimpulan : Jika anda berfikir & berkata anak kecil seperti mereka akan menjadi atau memang sudah pasti menjadi Pekerja Seks Komersial ( PSK ). Lalu apakah orang seperti anda, derajatnya lebih tinggi dari pada Pekerja Seks Komersial ( PSK ) ?

Kamis, 19 April 2012

PSK Merajalela, Ibu Rumah Tangga Resah

PSK Merajalela, Ibu Rumah Tangga Resah

PSK (ilustrasi).

BANDUNG – Lokalisasi di sekitar stasiun Bandung, membuat resah sejumlah ibu rumah tangga. Pasalnya, puluhan penjaja seks komersial (PSK) sepanjang Jalan Stasion Timur menuju arah stasiun Bandung, sudah beraktivitas meski masih pukul 19.00 WIB.
"Siapa yang enggak resah, suami saya kan kalau kerja pulang malam," ujar Neni (39), seorang ibu rumah tangga, Sabtu (13/4).
Menurutnya, sejumlah PSK di sekitar stasiun Bandung beraktivitas hampir tiap malam. Hal tersebut, ungkap Neni, membuat khawatir hampir seluruh ibu rumah tangga yang berdomisili di sekitar lokasi prostitusi.
"Banyaklah sebenarnya yang protes. Ada yang khawatir kalau anaknya ikut main, ada juga yang seperti saya, takut suaminya digoda," tambahnya.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Republika, sejumlah PSK dengan pakaian minim, sudah berbaris di sepanjang Jalan Stasion Timur, Bandung. PSK dari berbagai usia tersebut tak ragu melambai mengajak calon "pelanggannya".
Siti (bukan nama sebenarnya), PSK setempat, mengaku mendalami profesinya sejak lima tahun yang lalu. Menurut wanita 28 tahun ini, pelanggannya sebagian besar pelajar atau mahasiswa. "Biasanya mahasiswa yang kos, suka main ke sini," ujarnya.
Wanita asli Indramayu tersebut mengaku dalam semalam bisa membawa pulang Rp 500-700 ribu. "Tapi tergantung, kadang pernah pulang nggak bawa uang, namanya juga rejeki," imbuhnya.
Sejumlah PSK di seputar Stasion Timur ini sebagian merupakan "produk" migrasi dari lokalisasi ternama di Kota Bandung, Saritem. Sejak menjadi sorotan dan beberapa kali dilakukan penertiban, sejumlah PSK berpencar ke berbagai tempat seperti Tegallega, alun-alun, hingga Stasion Timur.
Sementara itu, di lokalisasi Saritem, Andir, Kota Bandung, aktivitas kawasan tersebut nampak lengang. Namun demikian, sejumlah "calo" masih terbilang ramai menawarkan "jasa bermalam" di depan sejumlah penginapan.
Berdasarkan keterangan warga setempat, praktik prostitusi di kawasan tersebut terbilang lebih terorganisir. Para PSK tidak terlihat "mangkal", mereka lebih memilih berada di dalam ruangan/penginapan. Sedangkan sejumlah calo bertugas mencarikan pelanggan dari tiap pengunjung yang datang. Parahnya, beberapa pedagang pun ikut andil dalam tugas "percaloan" tersebut.

7 Fakta Memilukan Tentang PSK,,

7 Fakta Memilukan Tentang PSK , Sebuah kuesioner terbagi sudah ke 150 Pekerja Seks Komersial di bilangan wisata seks di dekat pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar. Pengambilan sampel accidental (non probability), dari 150 PSK dan inilah pengakuan mereka:

1. Tak menikmati hubungan seksual
Sayapun termasuk yang salah kaprah selama ini, saya kira bahwa PSK menikmati hubungan intim itu dengan para pelanggan, nyatanya dalam kuesioner terbuka ia menjawab tak menikmatinya. Malah deg-degan sebab pasangan selalu berganti dan bervariasi cara komunikasinya. Mereka cemas akan sesuatu, seuatu itu yang dimaksud adalah ketersinggungan pemakai/pengguna/user. Mereka benar-benar tak enjoy dengan pekerjaan itu, malah kerap keringat dingin sebab kecemasan.

2. Ingin cepat selesai
Layanan seksual yang dilakoni, mereka pengen berakhir secepat mungkin. Malah jika memungkinkan tak perlu ada hubungan seks, sebab ia pun malu hati disebut sebagai pelacur dan tukang jajakan tubuh.

3. Nama samaran berganti-ganti
Nama PSK dapat berganti sebanyak 3-4 kali dalam semalam. Kemudian dengan mudah memberikan nomor hp dan nomor HP itu benar adanya hanya saja jarang diaktifkan. Takut jika terbaca sama keluarga ataupun teman. Yang paling ditakutkan ketika tiba-tiba bertemu dengan salah seorang keluarga.

4. Pengen dapat suami baik-baik
Nah ini dia, PSK ternyata sama cita-citanya sesama perempuan bahwa ia juga pengen dapat suami baik-baik, ingin menjadi istri yang baik-baik, pengen jadi ibu yang baik-baik dan berusaha sekuat tenaga agar anak-anaknya tak seperti dirinya.

5. Bersedia bertobat
PSK setiap saat ingin bertobat dan kadang jika tiba di halaman rumahnya/kostannya berjanji takkan kembali ke lokalisasi, namun pikiran kalut kadang membuatnya harus kembali ke pelacuran. Sebab, ia merasa kehidupannya telah di sana. Namun, jika sudah sampai di tempat pelacuran. Ia memohon diberi kesempatan bertobat sekali lagi.. Wedew, tobat sambal kecap…

6. Yang paling sering dia ingat adalah ibunya selanjutnya adiknya dan ayahnya
Wajah ibu dan suara ibu yang paling sering ia ingat, ia meminta maaf dari lubuk hatinya yang terdalam dan ia berkata: maafkan anakmu ma. Saya yang salah. Semoga mama sehat-sehat saja.

7. Ia tak ingin berlama-lama di lokalisasi
PSK umumnya tak ingin berlama-lama di lokalisasi, mereka berharap akan keluar suatu saat sebelum menjadi tua sebab ia merasa bersalah terus-menerus. Ia berharap ada orang yang baik hati untuk menolongnya keluar dari dunia hitam. Inilah yang membuatnya sering menangis ketika tiba di rumahnya/kostannya.

Soekarwo bersikeras prostitusi di Jatim harus dibubarkan

Soekarwo bersikeras prostitusi di Jatim harus dibubarkan

PSK. merdeka.com/shutterstock

Reporter: Moch. Andriansyah

Gubernur Jawa Timur, Soekarwo bersikeras menutup tempat-tempat prostitusi dan memulangkan para pekerja seks komersial (PSK) ke daerahnya masing-masing. Rencana Kementerian Sosial melokalisir tempat-tempat prostitusi di Jawa Timur ditolak.
"Silakan Pak Dirjen mewacanakan relokasi. Tapi di sini (Jawa Timur) enggak. Mereka pulang mau, dilatih mau, kenapa perlu dilokalisir," ujar Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, Kamis (19/4).
Seperti diketahui, pihak Dirjen Rehabilitasi Kemensos mewacanakan merelokasi tempat-tempat prostitusi ke pulau tak berpenghuni atau di atas kapal pesiar seperti Genting Island di Malaysia. Nantinya tempat itu menjadi pusat kawasan perjudian dan prostitusi.
Namun, menurut Pakde Karwo biasa Soekarwo disapa tidak perlu ada relokasi kawasan prostitusi seperti itu di Jawa Timur. Para PSK sendiri katanya, sudah bersedia untuk pulang dan berhenti dari dunia pelacuran.
"Yang perlu dilakukan adalah mencari solusi untuk akar persoalan para PSK. Melalui pendekatan yang selama ini dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur. Masalah ekonomi itu menjadi masalah utama PSK enggan meninggalkan dunianya," jelasnya.
Selain itu, masalah sosial juga dialami para PSK. Stigma negatif sering melekat sehingga masyarakat tidak mau menerima. Ini pun tetap dicarikan solusi. "Kalau masalahnya ekonomi, ya dicarikan solusi ekonomi. Kalau masalah sosial, ya supaya mereka kembali bisa diterima," katanya.
Hingga saat ini, Pakde Karwo mengaku, tengah gencar memberantas prostitusi dan mengentaskan para PSK. Dari 7.000 PSK yang ada di Jawa Timur, 700 orang di antaranya sudah berhasil dipulangkan.
Sementara itu, komitmen Pakde Karwo ini juga mendapat apresiasi dari masyarakat Surabaya, yang lebih mengenal lokalisasi Dolly. Menurut Deny Tri Aryanti ini misalnya. Perempuan yang bergelut di seni teater ini sepakat dengan ide Pakde Karwo untuk menutup lokalisasi. Namun, kata dia, harus ada pemecahan masalah secara kongkrit, tidak hanya sekadar ditutup saja.
"Ya kalau cuma ditutup tanpa solusi sama juga bohong. Meski PSK-nya dikasih duit kalau masalah utama tidak diberantas ya sama saja. Mereka dikaryakan, dididik agar bisa menjadi mandiri tanpa harus menjual tubuh," katanya.
Menurutnya, persoalan para PSK itu sangat komplek. Bukan hanya masalah sosial, tapi masalah ekonomi juga yang menjadi penyebab terjerumusnya para PSK itu ke dunia hitam.
"Masalah itu yang harus menjadi fokus utama, jadi tidak sekadar menutup tanpa solusi. Kasihan dong mereka kalau harus ditutup terus tidak berpenghasilan. Lah mereka terus makan pakai apa? Apalagi di kota besar, uang menjadi jawaban dari semua persoalan," pungkas dia.[did]

Wow! Robot Seks Diprediksi Gantikan PSK di Rumah Bordil

Rachmatunisa - detikinet

Kamis, 19/04/2012 13:29 WIB


Robot seks digambarkan dalam film Austin Power

London - Sejak kemunculannya, robot seks mencuri perhatian. Berbagai penyempurnaan pun terus dilakukan dan produksi robot seks semakin banyak. Di masa depan, bisa saja tenaga Pekerja Seks Komersial (PSK) digantikan robot cantik dan seksi ini.
Setidaknya demikian yang dikatakan dua ilmuwan asal Selandia Baru. Mereka memprediksi bagaimana industri seks di masa depan seiring keanggihan teknologi robot. Di 2050, menurut mereka, prostitusi akan digantikan robot seks yang diproduksi secara massal.
Ian Yeoman dan Michelle Mars dari Victoria Management School di Wellington, Selandia baru sangat yakin prediksi ini bisa menjadi kenyataan. Dalam makalah riset mereka berjudul 'Robots, Men and Sex Tourism', keduanya menulis tentang rumah bordil khayalan populer di salah satu sudut kota di Amsterdam, Belanda bernama Yub-Yum.
"Yub-Yum menjadi rumah bordil modern dengan ratusan robot PSK cantik berambut pirang, mengenakan lingerie dan G-string yang menggairahkan," demikian cuplikan makalah riset tersebut yang dilansir Daily Telegraph, Kamis (19/4/2012).
Untuk menikmati semua layanan robot seks, mulai dari lap dancing hingga bercinta, pengunjung akan dikenai biaya sekitar USD 9.500. Robot PSK yang dihadirkan pun akan beragam etnik, bentuk tubuh, usia, bahasa maupun fitur seks yang diinginkan pelanggan.
Yeoman dan Mars beranggapan, dengan tidak lagi mengekploitasi kaum wanita, prostitusi akan berada pada tingkatan baru yang lebih terhormat. Mereka yang menggunakan layanan Yub-Yum, dijamin akan mendapatkan pengalaman mengesankan.
"Semua robot seks yang diperkirakan akan menggunakan OS Android ini akan diprogram untuk melakukan setiap layanan dengan sempurna dan memuaskan hasrat pelanggan," simpulnya.
( rns / ash )

Saritem, lokalisasi yang sulit direhabilitasi

saritem. merdeka.com/jerobandung.blogspot.com

Reporter: Andrian Salam Wiyono

Rencana Dirjen Rehabilitasi Kementerian Sosial untuk merehabilitasi lokalisasi di Jawa Timur, mengingatkan kita pada sejumlah lokalisasi yang ada di tanah air. Lokalisasi Saritem salah satunya.
Saritem seakan tak bisa lepas dari image kota Bandung. Sebab, lokalisasi yang terletak di Jantung Kota, dan terhimpit tiga jalan besar yakni Jalan Astana Anyar, Jalan Gardujati, dan Jalan Sudirman, itu telah ada sejak abad 19 di kota kembang itu.
Begitulah Saritem, kawasan prostitusi yang terkenal di Bandung layaknya Pasar Kembang di Yogyakarta, Dolly di Surabaya atau Kramat Tunggak di Jakarta.
Hasil penelusuran merdeka.com, Kamis (19/4), tak ada data pasti soal sejarah keberadaan Saritem di Bandung. Namun, Saritem diyakini telah ada sejak Belanda membangun jaringan rel kereta api sampai di Kota Bandung, pada awal 1800-an.
Lokasinya yang berdekatan dengan stasiun kereta api yang kini dinamakan Stasiun Bandung itu menambah persyaratan bagi Saritem sebagai lokasi melting pot (tempat berbaurnya masyarakat yang berbeda latarbelakang dan asalnya). Saat itu, Saritem diyakini dibuat untuk untuk memenuhi syahwat para pekerja yang jumlahnya amat banyak.
Versi lain menyebutkan, asal muasal Saritem berasal dari seorang penjahit cantik atau mojang priangan bernama Nyi Saritem. Saat itu dia membuka rumah bordir di area itu. Dia kemudian dijadikan istri peliharaan oleh seorang menir Belanda.
Meski telah ditutup pada 18 April 2007, bisnis prostitusi di lokalisasi itu dikabarkan masih terus terjadi. Upaya pemerintah untuk menghilangkan penyakit sosial pun sudah dilakukan dengan mendirikan pesantren Darut Taubah di area bekas lokalisasi. Tapi pembangunan pesantren itu kenyataannya tidak mampu menghalangi kegiatan bisnis mesum itu.
Hingga kini Saritem masih terus beroperasi. "Nyi Saritem" masih terus menjual kemolekan tubuh yang dimilikinya kepada pria hidung belang.[dan]

Sarkem sudah menjadi bagian obyek 'wisata' Yogya

sarkem. merdeka.com/malesbanget.tk

Reporter: Parwito

Upaya penertiban lokalisasi yang akan dilakukan Dirjen Rehabilitasi dan Kementerian Sosial di Jawa Timur mungkin saja meluas. Tidak menutup kemungkinan lokalisasi Sarkem, yang berada di Kota Yogyakarta, menjadi sasaran berikutnya.
Sarkem, yang terletak di jantung Kota Yogyakarta, DIY, bisa dibilang lokalisasi kesohor. Disebut Sarkem karena kawasan lokalisasi ini dulunya adalah tempat pasar kembang (Sarkem). Jalan lokalisasi di sebelah selatan Stasiun Tugu Yogyakarta itu kini juga dinamai Jalan Pasar Kembang.
Sarkem kini seolah sudah menjadi bagian dari kegiatan wisata di sekitar Kota Yogyakarta. Tak jarang wisatawan baik lokal maupun asing mencoba 'berwisata' di lokalisasi yang berada di dalam gang sempit tersebut.
Menurut sejarahnya, lokalisasi ini pertama kali muncul pada tahun 1884. Saat itu, kawasan Sarkem dimanfaatkan pekerja seks komersil (PSK) untuk melayani para pekerja pembangunan Stasiun Tugu. Pekerja bangunan itu juga membangun tempat-tempat penginapan dan fasilitas lainya di sekitar kawasan wisata Malioboro, yang merupakan jantung Kota Gudeg ini.
Letak Sarkem juga strategis. Selain bersebelahan dengan Malioboro, lokalisasi ini juga dekat dengan pos penjagaan polisi, Kantor Gubernur serta Kompleks Keraton Yogyakarta. Jumlah PSK terakhir yang tercatat pada Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Griya Lentera Yogyakarta pada 2005 adalah 300 orang. Kini tercatat sekitar 350 PSK.
Keberadaan lokalisasi Sarkem ini sering dikhawatirkan oleh kebanyakan masyarakat Kampung Sosrowijayan Kota Yogyakarta. Keberadaan PSK yang tahun ke tahun terus meningkat ditakutkan akan memberi dampak negatif yang mempengaruhi perilaku keluarga yang ada di kampung tersebut, terutama terhadap anak-anak kecil.
Walaupun kegiatan yang dilakukan oleh para PSK tersebut dilakukan malam hari, tingkah laku dan kebiasaan yang sering dipraktikkan setiap hari, seperti tata cara berpakaian,
tutur kata, dinilai akan sangat mempengaruhi kondisi kepribadian anak-anak warga sekitar berumur 4-15 tahun yang tinggal di Kampung Sosrowijayan.
"Ada sekitar 200-an PSK yang mencari hidup di Pasar Kembang ini tahun lalu. Mereka terpaksa menjadi pelacur karena desakan ekonomi. Jika ada kesempatan yang lebih baik pasti mereka juga insaf," terang  Agawan Zarlianto, Ketua RT 15 RW III Sosromenduran, Gedongtengen, Kota Yogyakarta, tak jauh dari Sarkem.
Lebih lanjut Agawan menyatakan, keberadaan prostitusi terbesar di Yogyakarta ini memang terus menjadi polemik di masyarakat. Ada pihak yang menginginkan lokalisasi ditutup, namun ada juga pihak yang tidak setuju karena hal itu adalah masalah perut.
“Meski masalah perut, namun jika pemerintah tegas maka lokalisasi di Pasar Kembang ini bisa saja ditutup," tandas Agwan.
Kekhawatiran warga sekitar juga terjadi manakala para PSK juga melayani tamu para pengunjung yang merupakan wisatawan asing. Maraknya turis asing itu dikhawatirkan warga semakin memicu penyebaran penyakit HIV AIDS.[ren]

Kramat Tunggak, dari lokalisasi kini jadi tempat mengaji

 

kramat tunggak. merdeka.com/reader's digest Indonesia july 2008

Reporter: Mardani

Dirjen Rehabilitasi Kementerian Sosial berniat merehabilitasi lokalisasi yang ada di Jawa Timur, termasuk di Surabaya seperti Dolly. Jika rencana ini terealisasi, hal ini bukan kali pertama terjadi.
Dulu di Jakarta sempat ada lokalisasi yang biasa dikenal dengan nama Kramat Tunggak. Area lokalisasi yang tepat berada di Koja, Jakarta Utara itu mulai populer sejak Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin menetapkannya sebagai Lokasi Resosialisasi (Lokres) Pekerja Seks Komersil (PSK) dengan dikeluarkannya SK Gubernur DKI Jakarta No. Ca. 7/1/13/1970.
Kini lokalisasi Kramat Tunggak telah berubah menjadi kawasan ibadah Jakarta Islamic Center (JIC), sejak ditutup pada akhir 2009 oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso.
Penutupan area lokalisasi yang kabarnya terbesar di Asia Tenggara itu dilakukan Sutiyoso atas desakan para ulama dan masyarakat. Desakan itu kemudian ditindaklanjuti Dinas Sosial DKI Jakarta yang bekerjasama dengan Universitas Indonesia, dengan melakukan sebuah penelitian yang menghasilkan rekomendasi penutupan tempat tersebut. Pasalnya, lokalisasi Kramat Tunggak dinilai telah menimbulkan penyakit masyarakat.
Akhirnya, pada 31 Desember 1999, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso resmi menutup area lokalisasi tersebut, dengan mengeluarkan SK GUBERNUR DKI JAKARTA NO 6485 TAHUN 1998.
Informasi yang dihimpun merdeka.com, Kamis (19/4), setelah ditutup, banyak gagasan yang muncul agar bekas area prostitusi seluas 11 hektar itu dibangun menjadi pusat perkantoran, sentra kegiatan olahraga, kegiatan sosial, kegiatan perekonomian, dan keagamaan. Namun, dari beberapa gagasan itu, Sutiyoso akhirnya memilih membangun sentra kegiatan agama Islam, atau yang dikenal dengan Jakarta Islamic Center (JIC).
Pemprov DKI kemudian memberikan pelatihan keterampilan kepada para PSK, agar bisa mencari rezeki secara halal. Data yang diperoleh menyebutkan, pada mulanya lokalisasi Kramat Tunggak hanya memiliki 300-an Pekerja Seks Komersial (PSK) dan 76 germo. Seiring berjalannya waktu, jumlah PSK terus bertambah. Saat ditutup jumlah PSK di Kramat Tunggak mencapai 1.615 orang, dengan 258 orang mucikari. Mereka tinggal di 277 unit bangunan yang memiliki 3.546 kamar.
Kini bangunan megah Masjid Agung Jakarta Islamic Centre di atas tanah seluas 14,625 M2 telah mengubah citra Kramat Tunggak yang dulu menjadi wisata seks di Jakarta Utara, menjadi kawasan ibadah dan keagamaan.
Lantas beranikah Dirjen Rehabilitasi Kementerian Sosial merehabilitasi area lokalisasi di Jawa Timur?[dan]

Kekerasan Terhadap Perempuan Meningkat Tajam

 

Kamis, 02 Februari 2012 | 20:49

Yayasan Pulih bekerjasama dengan UNiTE gencar melakukan kampanye Stop Kekerasan Terhadap Perempuan

Yayasan Pulih bekerjasama dengan UNiTE gencar melakukan kampanye Stop Kekerasan Terhadap Perempuan (sumber: Yanuar Rahman/Beritasatu)

Tahun 2010 tercatat 105.103 kasus, sedangkan 2011 sebanyak 400.939 kasus.
Kekerasan terhadap perempuan merupakan salah satu bentuk pelanggaran terhadap hak asasi manusia (HAM).
Masalah ini memang sudah terjadi sejak dahulu kala dalam berbagai bentuk seperti, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perdagangan manusia (trafficking), pelecehan seksual, hingga pemerkosaan.
Di Indonesia, pada tahun 2010, Komnas Perempuan mencatat ada 105.103 kasus kekerasan terhadap perempuan yang terjadi. Sedangkan pada 2011 sebanyak 400.939 kasus.
Fakta tersebut menunjukkan, bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan meningkat tajam. Kondisi ini tentu saja sangat memrihatinkan.
Inilah yang menjadi alasan mengapa Yayasan PULIH bersama dengan UN Women (United Nations Entity for Gender Equality and the Empowerment of Women), mengadakan program kampanye Stop Kekerasan Terhadap Perempuan.
Kampanye yang dilakukan di bawah payung kampanye global Sekjen PBB, UNiTE (UN Secretary-General's UNiTE to End Violence Against Women Campaign) ini, secara global akan dilaksanakan hingga 2015.
Di Indonesia, Yayasan PULIH secara khusus mengaktifkan dan mengenalkan adanya layanan konseling kasus kekerasan terhadap perempuan.
Selain itu dilakukan pula sosialisasi perubahan pola pikir agar tidak malu lagi mengakui dan menyelesaikan masalah bila terjadi kekerasan, khususnya yang dilakukan oleh pasangan.
"Banyak perempuan di Indonesia yang merasa malu atau takut membicarakan tentang kekerasan yang terjadi di diri mereka. Kami akan membantu mereka. Bila sebelumnya mereka bingung mau mengadukan hal ini ke mana, maka sekarang mereka bisa datang ke kami", kata Soraya Salim, Project Officer Yayasan Pulih dalam jumpa pers Gerakan 5 Jari di Hotel Sahid, Jakarta, hari ini.
Sasaran dari kampanye ini adalah remaja usia 16-24 tahun. "Kami memang sengaja memilih anak muda agar ke depannya kami berharap bisa mencegah kekerasan terhadap perempuan di masa yang akan datang," imbuhnya.
Gerakan ini merupakan gerakan non-profit, sehingga bagi siapapun yang datang, mereka bisa mendapatkan pelayanan tanpa harus memikirkan biaya.
"Kita fokus pada layanan konseling dan penguatan psikologis. Untuk biaya, kita tidak menetapkan berapa, karena pada prinsip kita siapapun yang datang, harus dibantu," jelas Martan, salah satu board dari Yayasan Pulih.
Selain itu, Yayasan Pulih juga akan melakukan subsidi silang. "Jadi bagi yang mampu, mereka bisa memberi sedikit lebih untuk menutup yang tidak bisa membayar atau hanya membayar sedikit saja", tambahnya.
Rencananya, kampanye ini akan dilakukan mulai 8 Februari 2012 dengan mendatangi lima sekolah dan lima universitas di Jakarta.
"Kita memang masih melakukannya di Jakarta saja karena alasan keterbatasan, tapi kedepannya kita berharap bisa melakukan ini di daerah-daerah juga," tutupnya.

Penulis: Yanuar Rahman/Ririn Indriani

Perdagangan Manusia Merebak di Register 45, Lampung

 

Kamis, 08 Maret 2012 | 15:54

Ilustrasi penolakan perdagangan manusia (sumber: Antara)
Sebagian besar dari korban perdagangan manusian itu adalah anak-anak.
Solidaritas Perempuan Lampung mengungkapkan tingkat perdagangan manusia di kawasan Register 45 Mesuji Lampung cukup tinggi.
"Sebagian besar mereka adalah anak-anak yang putus sekolah dengan kondisi ekonomi orang tua yang tidak mampu," kata Koordinator Solidaritas Perempuan Lampung Umi di Bandarlampung, hari ini.
Dia mencatat, ada tiga anak dari kawasan Moromoro Mesuji yang diperjualbelikan. "Mereka dijual untuk dijadikan sebagai pembantu rumah tangga, bahkan ada yang berprofesi penjaja seks," ujarnya.
Anak-anak tersebut diperjualbelikan di daerah Batam dan Singapura dan beberapa daerah lainnya dengan alasan himpitan ekonomi.
"Orang tua mereka memiliki keterbatasan penghasilan, bahkan untuk kebutuhan makan saja masih sulit, karena nasib mereka yang hidup dalam kawasan itu tidak menentu," ujarnya.
Tawaran perdagangan manusia, menurut Umi, datang dari berbagai penjuru terus dengan imbalan sejumlah uang yang diyakini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di sana.
"Daerah lintas Sumatera itu juga banyak titik lokalisasinya, ini sangat miris sekali," katanya, saat hadir dalam peringatan Hari Perempuan Internasional.
Penulis: Ratna Nuraini
Sumber:Antara




Gadis Cantik 'I' Dipaksa Jadi PSK


Kepolisian Resor Bogor Kota berhasil mengungkap praktik perdagangan perempuan dijadikan pekerja seks komersial (PSK). - istimewa
INILAH.COM, Bogor - Kepolisian Resor Bogor Kota berhasil mengungkap praktik perdagangan perempuan dijadikan pekerja seks komersial (PSK), salah satu korban I (18) mengaku dipaksa untuk melayani para laki-laki hidung belang.
"Kita dipaksa mbak, kalau tidak kerja kita disuruh bayar utang. Mau lari juga tidak bisa karena diawasi cctv dan ada petugas yang berjaga-jaga pakai senjata pistol," kata I di Bogor, Sabtu.
I yang tinggal di Citereup ini mengaku tidak mengetahui soal utang yang disebutkan oleh pelaku. Dirinya dipaksa bekerja untuk melunasi utang tersebut.
Utang tersebut, menurut I adalah biaya hidup, makan dan pelengkapan yang digunakan oleh mereka sehari-hari.
"Saya pernah minta untuk berhenti, tapi tidak boleh, karena saya masih ada utang kata si mami. Mami bilang saya punya utang Rp4 juta," katanya.
I mengaku sudah jalan delapan bulan bekerja di kafe Rio milik Yuli yang dipanggil "mami" oleh para pekerja PSK.
I juga pernah ditawari pekerjaan dengan gaji besar ternyata juga menjadi PSK. Tapi hanya bertahan dua bulan, I melarikan diri dan kembali ke Bogor.
Menurut I, ia mendapat tawaran bekerja dari Iwan yakni rekan Yuli alias Ayu pemilik kafe Rio di Palembang yang ditugaskan untuk merekrut perempuan-perempuan yang akan dijadikan PSK.
Mendapat tawaran dan dijanjikan pekerjaan yang berpenghasilan besar, dara berkulit putih, rambut lurus tersebut langsung mengiyakannya.
Namun, sesampainya di lokasi, ternyata dirinya dijadikan PSK dan bekerja dibawah paksaan karena terjerat utang. Selain itu, ketatnya pengawasan kamera cctv dan petugas 24 jam bejaga-jaga dengan menggunakan senjata air softgun.
Menurut pengakuan I, dalam satu hari ia bisa melayani lebih dari tiga tamu. Tarif satu tamu dibandrol sebesar Rp150.000.
Untuk satu kali tamu, para pekerja hanya dibayar Rp50.000 sisanya Rp100.000 masuk dalam kas pemilik kafe.
Upah bekerja sabagai PSK sebesar Rp50.000, lanjut I tidak menghasilkan apa-apa, karena uang tersebut juga digunakan untuk melunasi utang ke pemilik toko.
"Capek kerja, uangnya juga tidak bisa digunakan karena habis terpakai buat bayar utang," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepolisian Resor Bogor Kota berhasil mengungkap tindak pidana perdagangan orang dan eksploatasi remaja yang dipekerjakan sebagai PSK.
Sebanyak 15 orang perempuan yang berusia antara 18 hingga 25 tahunan asal Bogor direkrut dan dijadikan PSK oleh para sindikat yang beroperasi di Palembang.
Sindikat tersebut telah berlangsung selama 1,5 tahun, para wanita ini dibawa ke salah satu cafe di Palembang dan dipekerjakan sebagai PSK.
Selama bekerja, wanita-wanita ini tidak diperbolehkan keluar dari penampungan. Pelaku menggunakan cctv untuk mengawasi gerak-gerik mereka.
Salah satu dari 15 perempuan sedang hamil empat bulan yang diduga hasil dari perbuatan terlarang tersebut.
"Para pelaku sudah kita amankan berjumlah enam orang, mereka terdiri atas pemilik kafe atau pemilik usaha prostitusi, mucikari, dan penjaga kafe. Semuanya sudah ditahan di Mapolres Bogor," kata Kepala Polisi Resor Bogor AKBP Hilman.
Ke enam tersangka masing-masing Iwan dan Iyu bertugas merekrut dan mengirim dari Bogor. Yuli dan Popo pemilik kafe Rio tempat penampungan dan memperkerjakan korban.
Tersangka ke lima bernama Iwan Susanto (30) sebagai kasir dan Efendi (24) petugas keamanan dan parker, serta antar jemput korban.
Para tersangka dijerat dengan pasal 2 Undang-Undang nomor 21 tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp600 juta.[ito]






















Kemensos akan rehabilitasi PSK di Dolly

Ilustrasi. merdeka.com/shutterstock

Reporter: Moch. Andriansyah

Dirjen Rehabilitasi Kementerian Sosial mulai berniat untuk memberantas lokalisasi yang ada di Jawa Timur, termasuk di Surabaya seperti Dolly. Tujuannya, untuk mengentaskan pekerja seks komersial (PKS) dari 'lembah hitam'.
Rehabilitasi PSK yang beroperasi di berbagai lokalisasi di Provinsi Jawa Timur itu, dengan memberikan bimbingan keterampilan sebelum mengembalikan mereka ke masyarakat.
"Konsentrasinya tidak hanya WTS, tetapi juga kelompok marjinal. Termasuk gelandangan dan pengemis, anak jalanan, dan orang-orang cacat terpinggirkan, yang tidak punya akses dan lainnya," kata Dirjen Rehabilitasi Sosial, Syamsudi usai bertemu Gubernur Jawa Timur, Soekarwo di Gedung Grahadi Surabaya, Rabu (18/4).
Ibarat gayung bersambut, selain keinginan yang kuat dari kepala pemerintahan di Jawa Timur, kegiatan tersebut juga menjadi kewajiban Kementerian Sosial untuk mengangkat harkat dan martabat manusia, khususnya pekerja seks komersial (PSK) di seluruh tanah air.
“Kami telah melakukan pemetaan dengan melakukan penelitian di sejumlah lokalisasi di berbagai daerah di Indonesia. Memang masih ada sejumlah kendala masih terjadi. Termasuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat sekitar lokalisasi, khususnya yang ada ketergantungan dengan keberadaan lokalisasi,” katanya.
Untuk itulah, pihak kementerian sosial akan libatkan semua unsur pemerintahan termasuk elemen masyarakat yang ada kaitannya dengan keberadaan lokalisasi.
Syamsu juga mengatakan, pekerjaan yang dilakukannya itu, akan diawali dengan melakukan pendataan terlebih dahulu. “Selanjutnya pemberian pelatihan yang akan dijadikan bekal untuk menjalani kehidupan baru di masyarakat. Bekal pelatihan kami targetkan selama enam bulan, selanjutnya diberikan tunjangan untuk modal awal,” kata dia yakin.
Berbagai poin itu yang akan terus didiskusikan dengan pemerintah provinsi, lanjut dia, tidak hanya di Jawa Timur, tetapi juga untuk wilayah lain di Indonesia. Sayang, Syamsu tidak bisa memberi keterangan secara detail kapan realisasi rencana tersebut siap digelar.[ren]