Kamis, 08 Maret 2012 | 15:54
Ilustrasi penolakan perdagangan manusia (sumber: Antara)
Sebagian besar dari korban perdagangan manusian itu adalah anak-anak.
Solidaritas Perempuan Lampung mengungkapkan tingkat perdagangan manusia di kawasan Register 45 Mesuji Lampung cukup tinggi.
"Sebagian besar mereka adalah anak-anak yang putus sekolah dengan kondisi ekonomi orang tua yang tidak mampu," kata Koordinator Solidaritas Perempuan Lampung Umi di Bandarlampung, hari ini.
Dia mencatat, ada tiga anak dari kawasan Moromoro Mesuji yang diperjualbelikan. "Mereka dijual untuk dijadikan sebagai pembantu rumah tangga, bahkan ada yang berprofesi penjaja seks," ujarnya.
Anak-anak tersebut diperjualbelikan di daerah Batam dan Singapura dan beberapa daerah lainnya dengan alasan himpitan ekonomi.
"Orang tua mereka memiliki keterbatasan penghasilan, bahkan untuk kebutuhan makan saja masih sulit, karena nasib mereka yang hidup dalam kawasan itu tidak menentu," ujarnya.
Tawaran perdagangan manusia, menurut Umi, datang dari berbagai penjuru terus dengan imbalan sejumlah uang yang diyakini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di sana.
"Daerah lintas Sumatera itu juga banyak titik lokalisasinya, ini sangat miris sekali," katanya, saat hadir dalam peringatan Hari Perempuan Internasional.
Penulis: Ratna Nuraini
Sumber:Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar