Kamis, 19 April 2012

Kekerasan Terhadap Perempuan Meningkat Tajam

 

Kamis, 02 Februari 2012 | 20:49

Yayasan Pulih bekerjasama dengan UNiTE gencar melakukan kampanye Stop Kekerasan Terhadap Perempuan

Yayasan Pulih bekerjasama dengan UNiTE gencar melakukan kampanye Stop Kekerasan Terhadap Perempuan (sumber: Yanuar Rahman/Beritasatu)

Tahun 2010 tercatat 105.103 kasus, sedangkan 2011 sebanyak 400.939 kasus.
Kekerasan terhadap perempuan merupakan salah satu bentuk pelanggaran terhadap hak asasi manusia (HAM).
Masalah ini memang sudah terjadi sejak dahulu kala dalam berbagai bentuk seperti, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perdagangan manusia (trafficking), pelecehan seksual, hingga pemerkosaan.
Di Indonesia, pada tahun 2010, Komnas Perempuan mencatat ada 105.103 kasus kekerasan terhadap perempuan yang terjadi. Sedangkan pada 2011 sebanyak 400.939 kasus.
Fakta tersebut menunjukkan, bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan meningkat tajam. Kondisi ini tentu saja sangat memrihatinkan.
Inilah yang menjadi alasan mengapa Yayasan PULIH bersama dengan UN Women (United Nations Entity for Gender Equality and the Empowerment of Women), mengadakan program kampanye Stop Kekerasan Terhadap Perempuan.
Kampanye yang dilakukan di bawah payung kampanye global Sekjen PBB, UNiTE (UN Secretary-General's UNiTE to End Violence Against Women Campaign) ini, secara global akan dilaksanakan hingga 2015.
Di Indonesia, Yayasan PULIH secara khusus mengaktifkan dan mengenalkan adanya layanan konseling kasus kekerasan terhadap perempuan.
Selain itu dilakukan pula sosialisasi perubahan pola pikir agar tidak malu lagi mengakui dan menyelesaikan masalah bila terjadi kekerasan, khususnya yang dilakukan oleh pasangan.
"Banyak perempuan di Indonesia yang merasa malu atau takut membicarakan tentang kekerasan yang terjadi di diri mereka. Kami akan membantu mereka. Bila sebelumnya mereka bingung mau mengadukan hal ini ke mana, maka sekarang mereka bisa datang ke kami", kata Soraya Salim, Project Officer Yayasan Pulih dalam jumpa pers Gerakan 5 Jari di Hotel Sahid, Jakarta, hari ini.
Sasaran dari kampanye ini adalah remaja usia 16-24 tahun. "Kami memang sengaja memilih anak muda agar ke depannya kami berharap bisa mencegah kekerasan terhadap perempuan di masa yang akan datang," imbuhnya.
Gerakan ini merupakan gerakan non-profit, sehingga bagi siapapun yang datang, mereka bisa mendapatkan pelayanan tanpa harus memikirkan biaya.
"Kita fokus pada layanan konseling dan penguatan psikologis. Untuk biaya, kita tidak menetapkan berapa, karena pada prinsip kita siapapun yang datang, harus dibantu," jelas Martan, salah satu board dari Yayasan Pulih.
Selain itu, Yayasan Pulih juga akan melakukan subsidi silang. "Jadi bagi yang mampu, mereka bisa memberi sedikit lebih untuk menutup yang tidak bisa membayar atau hanya membayar sedikit saja", tambahnya.
Rencananya, kampanye ini akan dilakukan mulai 8 Februari 2012 dengan mendatangi lima sekolah dan lima universitas di Jakarta.
"Kita memang masih melakukannya di Jakarta saja karena alasan keterbatasan, tapi kedepannya kita berharap bisa melakukan ini di daerah-daerah juga," tutupnya.

Penulis: Yanuar Rahman/Ririn Indriani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar