Kamis, 19 April 2012

Kramat Tunggak, dari lokalisasi kini jadi tempat mengaji

 

kramat tunggak. merdeka.com/reader's digest Indonesia july 2008

Reporter: Mardani

Dirjen Rehabilitasi Kementerian Sosial berniat merehabilitasi lokalisasi yang ada di Jawa Timur, termasuk di Surabaya seperti Dolly. Jika rencana ini terealisasi, hal ini bukan kali pertama terjadi.
Dulu di Jakarta sempat ada lokalisasi yang biasa dikenal dengan nama Kramat Tunggak. Area lokalisasi yang tepat berada di Koja, Jakarta Utara itu mulai populer sejak Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin menetapkannya sebagai Lokasi Resosialisasi (Lokres) Pekerja Seks Komersil (PSK) dengan dikeluarkannya SK Gubernur DKI Jakarta No. Ca. 7/1/13/1970.
Kini lokalisasi Kramat Tunggak telah berubah menjadi kawasan ibadah Jakarta Islamic Center (JIC), sejak ditutup pada akhir 2009 oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso.
Penutupan area lokalisasi yang kabarnya terbesar di Asia Tenggara itu dilakukan Sutiyoso atas desakan para ulama dan masyarakat. Desakan itu kemudian ditindaklanjuti Dinas Sosial DKI Jakarta yang bekerjasama dengan Universitas Indonesia, dengan melakukan sebuah penelitian yang menghasilkan rekomendasi penutupan tempat tersebut. Pasalnya, lokalisasi Kramat Tunggak dinilai telah menimbulkan penyakit masyarakat.
Akhirnya, pada 31 Desember 1999, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso resmi menutup area lokalisasi tersebut, dengan mengeluarkan SK GUBERNUR DKI JAKARTA NO 6485 TAHUN 1998.
Informasi yang dihimpun merdeka.com, Kamis (19/4), setelah ditutup, banyak gagasan yang muncul agar bekas area prostitusi seluas 11 hektar itu dibangun menjadi pusat perkantoran, sentra kegiatan olahraga, kegiatan sosial, kegiatan perekonomian, dan keagamaan. Namun, dari beberapa gagasan itu, Sutiyoso akhirnya memilih membangun sentra kegiatan agama Islam, atau yang dikenal dengan Jakarta Islamic Center (JIC).
Pemprov DKI kemudian memberikan pelatihan keterampilan kepada para PSK, agar bisa mencari rezeki secara halal. Data yang diperoleh menyebutkan, pada mulanya lokalisasi Kramat Tunggak hanya memiliki 300-an Pekerja Seks Komersial (PSK) dan 76 germo. Seiring berjalannya waktu, jumlah PSK terus bertambah. Saat ditutup jumlah PSK di Kramat Tunggak mencapai 1.615 orang, dengan 258 orang mucikari. Mereka tinggal di 277 unit bangunan yang memiliki 3.546 kamar.
Kini bangunan megah Masjid Agung Jakarta Islamic Centre di atas tanah seluas 14,625 M2 telah mengubah citra Kramat Tunggak yang dulu menjadi wisata seks di Jakarta Utara, menjadi kawasan ibadah dan keagamaan.
Lantas beranikah Dirjen Rehabilitasi Kementerian Sosial merehabilitasi area lokalisasi di Jawa Timur?[dan]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar