Jumat, 27 April 2012

'Servis' PSK Tak Memuaskan,Pelanggan Tikam Mucikari

'Servis' PSK Tak Memuaskan, Pelanggan Tikam Mucikari

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Keributan terjadi di sebuah rumah bordil, di jalan Veteran Selatan, Maradekaya, Makassar, sekitar pukul 21.30 WITA, (27/4/2012). Rence, sang mucikari ditikam Yunus yang merupakan pelanggannya sendiri.

Kapolsek Makassar Kompol Iwan Limba, yang ditemui wartawan di Mapolsek Makassar di jalan Kerung-kerung, menuturkan keributan dipicu saat pelaku terlibat cekcok sehabis berkencan dengan PSK di rumah bordil tersebut. Pelaku emosi karena merasa belum dipuaskan birahinya oleh sang PSK yang sudah ia bayar Rp 150 ribu.

"PSK itu marah dan minta tambah Rp 100 ribu lagi karena berulang-ulang minta dilayani oleh pelaku, PSK itu kemudian melapor ke mucikarinya, akhirnya mereka berkelahi di rumah itu," ujar Iwan.

Yunus sempat diancam ketapel panah oleh sang mucikari dan kawan-kawannya. Merasa nyawanya terancam, Yunus pun lari menuju mobilnya untuk mengambil badik. Yunus yang berprofesi sebagai sopir ini berhasil menancapkan badiknya di tubuh Rence.

"Setelah menikam korbannya, pelaku berusaha lari, namun berhasil diringkus aparat, sementara sang korban terpaksa dilarikan ke RSPAD Pelamonia," ungkap Iwan.

Guru SD Ketahuan Mesum dengan PSK di Lokalisasi

TRIBUNNEWS.COM, SUMENEP - Sungguh memalukan tingkah guru berinisial HB ini. Pria yang juga pengajar di salah satu SD di Kecamatan Saronggi ini tertangkap basah oleh aparat Satuan Polisi Pamong Praja, saat bercumbu dengan seorang perempuan di lokalisasi Pekerja Seks Komersial (PSK) di Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Kamis (26/4/2012) dini hari.

Saat proses penggerebegan lokalisasi, HB sempat panik dan melarikan diri setelah mengetahui kedatangan perugas. Karena paniknya ia nekat melompat ke sungai agar lolos dari kejaran Pol PP. Namun ia tidak berdaya karena petugas Pol PP cukup banyak yang mengejarnya.

Abdul Madjid, Kepala Pol PP Sumenep mengatakan, berdasarkan informasi masyarakat, lokalisasi di Kecamatan Saronggi kerap didatangi oleh lelaki hidung belang dan PSK dari luar Kabupaten Sumenep.

"Anggota kami kerahkan untuk melakukan penyisiran. Tidak tahunya di dalam ada guru yang sedang menikmati pelayanan PSK," kata Madjid.

Selain HB, Pol PP juga berhasil menjaring lima PSK, di mana mereka berasal dari luar Kabupaten Sumenep setelah dicek KTP-nya. Mereka masing-masing NH (29), FR (29) dan SL (30). Ketiganya berasal dari Kabupaten Bondowoso. Sedangkan dua PSK lainnya berasal dari Probolinggo, yakni ST (22) dan NL (21). Adapun HB, akan dilaporkan ke Inspektorat Pemkab Sumenep agar disanksi sesuai dengan pelanggaran yang sudah dilakukannya.

"Kita tidak tindak sendiri atas pelanggaran yang dilakukan HB karena yang bersangkutan statusnya sebagai guru PNS dan akan diserahkan kepada Inspektorat," kata Madjid.

Sasaran operasi berikutnya, imbuh Madjid yakni lokalisasi di Kecamatan Bluto. Di tempat itu kerap terjadi transaksi esek-esek dan sudah meresahkan warga setempat.

"Kita pasti operasi ke lokasi itu. Namun jadwalnya belum bisa kita publikasikan," tegasnya.

Operasi PSK di Kabupaten Sumenep itu, kilah Madjid, untuk memberantas penyakit masyarakat yang perlu dilakukan terus menerus agar masyarakat tidak punya kesempatan untuk melakukan tindakan yang mengarah kepada hal-hal yang negatif.

Selasa, 24 April 2012

PSK Membludak, Pemkot Belum Punya Panti Rehabilitasi

PSK Membludak, Pemkot Belum Punya Panti Rehabilitasi

PSK yang terjaring razia polisi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Tidak tersedianya panti rehabilitasi bagi para pekerja seks komersial (PSK) dituding menjadi salah satu penyebab tidak pernah tuntasnya persoalan PSK di Kota Bandung.
Pemerintah setempat melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bandung mencatat, sampai saat ini, jumlah PSK mencapai lebih dari 1.000 orang. Sementara itu. dalam kurun waktu dua bulan (Februari-Maret 2012), pihaknya baru berhasil menjaring sebanyak 100 PSK di beberapa titik di Kota Bandung.
“PSK yang terjaring merupakan sebagian kecil dari jumlah keseluruhan PSK yang ada di Kota Bandung,” ujar tim khusus penanggulangan penyakit masyarakat Satpol PP Kota Bandung, Sujana Kamil, Senin (23/4).
Menurut Kamil, sejauh ini sejumlah PSK yang terjaring razia, sepenuhnya dikirimkan ke Balai Rehabilitasi Sosial Karya Wanita (BRSKW) milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang berada di Cirebon dan Sukabumi.
Kendala yang muncul, ungkap Kamil, kedua tempat tersebut memiliki kapasitas hunian yang terbatas. Imbasnya, tidak sepenuhnya pembinaan dilakukan secara optimal dan penertiban sejumlah PSK tidak lagi menjadi prioritas.
Sebagai salah satu alternatif, tambah Kamil, pihaknya mengharapkan ada itikad baik dari pemerintah untuk segera membangun panti rehabilitasi yang mutlak dimiliki pemerintah Kota Bandung. Dengan memiliki panti rehabilitasi sendiri, pihaknya akan secara optimal melakukan penjaringan para PSK dan dikirimkan ke panti rehabilitasi.
Diberitakan sebelumnya, lokalisasi di sekitaran stasiun Bandung, membuat resah sejumlah ibu rumah tangga. Pasalnya, puluhan penjaja seks komersial sepanjang Jalan Stasion Timur menuju arah stasiun Bandung, sudah beraktivitas meski masih pukul 19.00 WIB.
Sejumlah PSK di sekitar stasiun Bandung beraktivitas hampir tiap malam. hal tersebut membuat khawatir hampir seluruh ibu rumah tangga yang berdomisili di sekitar lokasi prostitusi.

Dilema anak PSK

Kami Anak PSK Tapi Bukan PSK

Setiap dari kita, pasti ingin dilahirkan dari keluarga beraliran darah kaya raya,cantik,tampan sampai keturunan darah biru alias keraton. Tapi keinginan itu hanya tinggal angan -  angan & harapan semu belaka yang tidak akan pernah terwujud ketika kita dilahirkan dari keluarga yang bekerja sebagai Pekerja Seks Komerlias ( PSK ).


Karena bagi kita dari dahulu kala hingga saat ini, mereka yang bekerja sebagai Pekerja Seks Komersil ( PSK ) adalah sebuah aib keluarga yang sudah mendapat predikat Hitam dikalangan masyarakat pada umumnya. Hal ini memang benar, tapi apakah predikat tersebut melekat pada anak mereka yang lahir ke dunia ini ? 

Sebenarnya tidak harus begitu, tapi sungguh ironi semua hal tersebut ternyata menurun bukan karena kemauan mereka sendiri atau pun kemauan orang tua mereka. Tapi karena predikat tersebut di berikan & diciptakan oleh manusia manusia tidak bertanggung jawab seperti kita. Yang dengan sengaja membunuh harapan & mimpi dari setiap Tunas Bangsa yang belum secara bebas menghirup kotor & bersihnya udara di dunia ini.

Dan apakah orang yang dilahirkan dari keluarga kaya akan menjadi kaya juga ? Dan apakah orang yang dilahirkan dari kelurga miskin akan menjadi miski juga ? Tentu tidak, karena yang menentukan masa depan setiap manusia bukan dilihat dari garis tangannya atau pun darah yang mengalir di tubuhnya setiap detik.

Tapi semangat & harapan mereka untuk melawan keras kehidupan ini & juga kepalsuan setiap ucapan,gerak & senyuman seperti lantunan drama musikal di Broadway Theater yang ramai bergemuruh tapi penuh skenario kepalsuan & kebohongan yang indah terlihat diatas panggung tapi tidak indah dibelakang panggung.

Kesimpulan : Jika anda berfikir & berkata anak kecil seperti mereka akan menjadi atau memang sudah pasti menjadi Pekerja Seks Komersial ( PSK ). Lalu apakah orang seperti anda, derajatnya lebih tinggi dari pada Pekerja Seks Komersial ( PSK ) ?